Tingginya Tingkat Pengangguran Terbuka Masih Jadi PR Kota Malang

Kota Malang Memilih Pemimpin

Suasana diskusi publik 'Politik untuk Kesejahteraan Umat' di Regents Park Hotel. (Muhammad Choirul)
Suasana diskusi publik 'Politik untuk Kesejahteraan Umat' di Regents Park Hotel. (Muhammad Choirul)

MALANGVOICE – Tingginya tingkat pengangguran terbuka di Kota Malang menjadi sorotan dalam diskusi publik di Regents Park Hotel, Rabu (7/2). Sejumlah hadirin sepakat bahwa permasalahan ini masih jadi pekerjaan rumah (PR) bagi Kota Malang.

Dalam diskusi tersebut, hadir tiga pasangan Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang, yakni H Moch Anton – Syamsul Mahmud, Ya’qud Ananda Gudban – Ahmad Wanedi, dan Sutiaji – Sofyan Edi Jarwoko. Selain itu, sejumlah pakar dari berbagai perguruan tinggi juga hadir.

“Pengangguran terbuka di kota Malang tergolong tertinggi di Jatim yaitu sebesar 7,22 persen pada tahun 2016,” sebut pakar ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Nazaruddin Malik.

Meski begitu, dalam ajang yang digelar oleh Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) ini, Nazaruddin juga menyebutkan perkembangan tingkat kemiskinan. Dikatakan, kemiskinan di kota Malang tahun 2016 sebesar 4,33 persen dengan garis kemiskinan 426. 257.

“Bandingkan dengan kota dan kabupaten lainnya di Jatim, tingkat kemiskinan di Kota Malang masih tergolong paling rendah,” urainya.

Selanjutnya, dia menyebut bahwa laju Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Malang turun dari 6,21 persen pada 2013, menjadi 5,61 pada 2016. Meski begitu, angka tersebut masih lebih tinggi dari rata-rata Jawa Timur dan nasional.

Sementara itu, Wali Kota Malang, H Moch Anton, yang sekaligus berstatus kandidat petahana ini langsung merespon data tersebut. Dia tidak membantah bahwa tingkat pengangguran terbuka di Kota Malang masih tinggi.

Menurutnya, ini semua tak lepas dari banyaknya pendatang merantau di Kota Malang. Selain itu, banyaknya perguruan tinggi juga menjadi faktor penting yang tak bisa dipisahkan.

“Banyak mahasiswa sudah lulus namun memilih tetap di Malang, tidak kembali ke kota asalnya meskipun belum mendapatkan pekerjaan. Ini merupakan tugas kita semua menyelesaikannya,” pungkasnya. (Coi/Ery)