MALANGVOICE – Tim Ahli dari Kemenko Marves sekaligus Koordinator PPKM Luhut Binsar Panjaitan turun secara langsung ke Kota Malang untuk melakukan pengecekan penanganan kasus Covid-19 yang sempat mendapat sorotan karena dinilai belum maksimal.
Deputi Koordinasi Bidang Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto, mengatakan updating kasus Covid-19 itu harus dijalankan secara optimal sehingga data yang terlapor ke Pemerintah Pusat sesuai dengan di lapangan.
Terutama pada data kesembuhan Covid-19 di Kota Malang Septian menilai ternyata banyak yang belum terupdate.
“Kami mengingatkan data kesembuhan ini diupdate. Memang kadang surveillance (pengawasan) itu banyak orang. Puskesmas gak cek lagi di sistem, ternyata tidak terupdate,” ujarnya, Kamis (12/8).
Selain itu, pemanfaatan Isolasi Terpusat (Isoter) diharapkan sebisa mungkin segera diaktifkan lantaran jumlah kasus Covid-19 di Kota Malang masih tinggi.
Septian menambahkan, untuk penanganan Covid-19 yang dilakukan Pemkot Malang sendiri jangan hanya berfokus pada kampung tangguh yang ada di masing-masing Kelurahan.
“Isoter itu diaktifkan karena kasusnya tinggi. Jika ada ibu hamil ditarik ke isoter, tidak bisa isolasi mandiri di rumah. Jika hanya mengandalkan kampung tangguh dan PPKM Mikro, tidak mampu. Tenaga kesehatan tidak mampu menjangkau,” imbuhnya.
Apalagi besok Jumat (13/8) Menko Marves sekaligus Koordinator PPKM Luhut Binsar Panjaitan akan melakukan peninjauan langsung lokasi safe house di Jalan Kawi, Kota Malang.
“Bapak Menko besok hadir akan melihat rumah isolasi di Jl Kawi, mohon disiapkan. Nanti ada Pak Menkes dan Pak Mendagri juga turut mendampingi,” ucap dia.
Sementara itu, Wali Kota Malang, Sutiaji mengaku telah menyiapkan data Covid-19 di Kota Malang untuk dilaporkan kepada Menko Marves besok.
“Persiapan kami menggali data. Kita masih ada data tingkat kesembuhan itu 1.478 yang tidak masuk di pusat. Termasuk juga isoter, tadi juga dianjurkan ada isoter untuk ibu hamil. Kami akan siapkan itu,” tuturnya.
Meski begitu, pria nomor satu di Kota Malang itu mengaku masih mengalami beberapa kendala untuk Isoter. Salah satunya ada pada sumber daya manusia (SDM) yakni kekuarangan tenaga kesehatan (Nakes).
“Banyak kendalanya. Salah satunya nakes yang belum tersedia. Kami berkoordinasi dengan beberapa perguruan tinggi untuk bisa mendatangkan mahasiswanya ke masing-masing wilayah untuk membantu,”tandasnya.(end)