Tidak Cukup Sekadar Jalur Alternatif Atasi Kemacetan di Batu

Kemacetan, Masalah Menahun Malang Raya

Jalur alternatif menuju pusat Kota Batu, seperti jalur alternatif Dadaprejo-Jalibar.(Miski)
Jalur alternatif menuju pusat Kota Batu, seperti jalur alternatif Dadaprejo-Jalibar.(Miski)

MALANGVOICE – Banyaknya tempat wisata menarik minat masyarakat berbagai daerah menghabiskan liburan di Kota Batu. Alhasil, setiap libur panjang, kemacetan lalu lintas tidak dapat dihindarkan.

Tahun ini pemerintah menargetkan 4 juta wisatawaan berkunjung ke Kota Batu. Naik dari tahun sebelumnya yang hanya berkisar 3,8 juta.

Pesatnya pertumbuhan tempat wisata tidak diimbangi dengan penyediaan jalan yang mumpuni. Akibatnya jalan protokol dan sekitar tempat wisata macet total saat libur sekolah, Hari Raya Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru.

Jalur alternatif yang dibangun belum berfungsi maksimal. Selain kurangnya penyediaan rambu lalu lintas, juga dinilai jalur alternatif justru memutar dan membutuhkan waktu cukup lama.

Saat Mvoice mencoba menyusuri jalur alternatif Jalan Wukir-Pendem, hanya terdapat empat rambu lalu lintas. Jalan yang tersedia hanya memiliki lebar sekitar 5 meter, otomatis saat kendaraan dari dua jalur berpapasan, salah satu di antaranya harus menepi terlebih dahulu. Untuk jalur alternatif ini lebih cocok dilewati kendaraan pribadi, baik roda dua dan empat.

Kondisi hampir sama di jalur alternatif Dadaprejo-Jalibar-Abdul Gani. Ruas jalan yang lebih lebar tidak menarik minat wisatawan. Pasalnya, pengendara harus menghabiskan waktu lebih lama dan memutar, sebelum masuk jalan kota. Bedanya, Jalibar ini bisa dilalui kendaraan besar berupa bus, tapi tidak disarankan berkendara di atas pukul 21.00 malam.

Kepala Dinas Perhubungan, Siswanto, mengatakan, jalur alternatif akan berfungsi maksimal apabila kepadatan arus di jalan utama macet. Petugas yang berjaga di pintu masuk ke Kota Batu dapat mengarahkan kendaraan melintas jalur alternatif.

Jalur alternatif Jalan Wukir-Pendem dapat dilalui untuk menghindari kemacetan di jalan protokol.(Miski)
Jalur alternatif Jalan Wukir-Pendem dapat dilalui untuk menghindari kemacetan di jalan protokol.(Miski)

“Kami sudah lakukan survei beberapa waktu lalu. Disepakati kendaraan diarahkan ke jalur alternatif apabila macet parah di jalan protokol,” katanya.

Baca juga: Siap-siap Terjebak Macet di Kota Batu Saat Natal dan Tahun Baru

Siswanto menepis anggapan pemerintah selama ini tidak serius menyelesaikan masalah kemacetan. Menurut dia, salah satu upaya pemerintah adalah penyediaan jalur alternatif. Pasalnya, jalan yang ada sudah tidak bisa dilakukan pelebaran, sebab kanan-kiri sepanjang jalan protokol berdiri bangunan dan permukiman warga.

Keberadaan CCTV yang terpasang di beberapa titik bertujuan memantau dan mengurai kepadatan lalu lintas sewaktu-waktu.

“Petugas dapat bergerak cepat saat terjadi kemacetan. Tidak dipungkiri jalan yang ada sudah tidak sebanding dengan volume kendaraan yang masuk,” ungkapnya.

Keberadaan parkir liar, kata dia, juga menyumbang terjadinya kemacetan, terutama di sekitar tempat wisata. Tempat parkir yang ada sudah tidak dapat menampung atau overload, sehingga banyak kendaraan terpaksa di parkir pinggir jalan.

Seperti di Jalan Raya Oro-oro Ombo atau sekitar Jatim Park 2 dan BNS. Jalan Sultan Agung yang berdekatan dengan Museum Angkut dan Jatim Park 1. Hanya separuh ruas jalan dapat dilalui kendaraan, separuhnya digunakan lahan parkir.

Sama juga jalur Simpang Bendo-Selecta. Jalan tanjakan dapat memperlambat laju kendaraan.

“Kami sudah menyampaikan ke pengelola tempat wisata supaya menyediakan lahan parkir tambahan saat libur panjang. Kami akan gelar razia gabungan dan menindak tegas parkir liar,” tegas dia.

Di malam pergantian tahun, sekitar Alun-alun Batu steril dari kendaraan. Selain ada pengajian dan salawat bersama yang diselenggarakan Masjid Agung Annur, juga diprediksi membludaknya warga di pusat kota.

Pihaknya telah berkoordinasi dengan panitia, sehingga disiapkan kantong parkir bagi jemaah dan warga yang ingin menikmati malam pergantian tahun.

“Untuk memecah titik keramaian, pemerintah menggelar pentas seni di Balai Kota Among Tani. Sejumlah hotel dan tempat wisata juga menggelar even,” jelasnya.

Dishub akan memantau aktivitas kendaraan besar non BBM dan sembako. Pihaknya mengimbau supaya melintas di jam-jam lengang, baik malam hari maupun dini hari. Hal ini untuk mengurangi aktivitas kendaraan besar di jam-jam padat kendaraan.

“Kondisi jalan menuju Kota Batu kan tanjakan, seperti di Jalan Ir Soekarno. Laju kendaraan melambat dan tidak jarang mogok,” tandasnya.