Terkendala Server, Aplikasi Siskeudes di Kota Batu Sumbang Silpa Rp 16 Miliar

Gedung Balai Kota Among Tani Kota Batu (Foto: Ayun/MVoice)
Gedung Balai Kota Among Tani Kota Batu (Foto: Ayun/MVoice)

MALANGVOICE – Diduga banyak tidak pahamnya perangkat desa atas penggunaan aplikasi Sistem Keuangan Desa (siskeudes) menjadi sorotan Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko. Hal itu berdasar karena 19 desa di Kota Batu memperoleh Sisa Lebih Pembelanjaan Anggaran (Silpa) hingga mencapai Rp 16 miliar.

Wanita yang akrab disapa Bude itu lantas membandingkan dengan kondisi di Kabupaten Malang yang memiliki ratusan desa.

“Nah, jika dibandingkan Kabupaten Malang yang desanya ada empat ratus lebih tidak paham dengan siskeudes tentunya akan membuat jajaran pemerintahnya kebingungan,” ujarnya

“Sedangkan ini kalau 19 desa di Kota Batu yang tidak paham maka ya kok kebacut tenan (sangat keterlaluan),” sambungnya.

Oleh sebab itu, ke depannya Pemkot Batu akan mengevaluasi seluruh desa mengenai pemahaman tentang Siskeudes.

Sementara, Sekertaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPMD2P3AP2KB) Kota Batu mengungkapkan jika pihaknya telah melakukan pendampingan dan memberikan sosialisasi.

“Bahkan kami juga pernah mendatangkan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapedda) Kota Batu dan Dinas Badan Keuangan Daerah (BKD) Kota Batu agar program pada 19 desa tersebut dapat berjalan sempurna,” ungkapnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan dari data yang dihimpun alasan terjadinya Silpa link tersebut memiliki beberapa faktor.

Tetapi alasan dominan yakni banyak berkas dan syarat administrasi yang belum dilengkapi sehingga program yang diajukan menjadi terbengkalai.

“Kalau dijalankan sesuai Rencana Anggaran Belanja (RAB), sesuai dengan Rencana Anggaran Pembangunan Jarak Menegah Daerah (RAPJ) maka seharusnya tidak ragu,” katanya.

Terlebih dalam perolehan Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) serta bagi hasil pajak dan retribusi juga digunakan untuk menopang RAPJ Kota Batu sehingga memiliki satu kesinambungan.

Edi mengatakan desa yang memiliki Silpa terbesar yakni Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji dengan perolehan Silpa sekitar Rp 800 juta.

“Untuk data terakhir yang masuk pada kami silpa tersebut sudah terserap hampir 80 persen,” tututpnya.(Der/Aka)