Tebu Mahal, Omset Penjual Es Tebu Turun

Penjual es tebu ketika melayani pembeli di Kepanjen (fathul)

MALANGVOICE – Naiknya harga tebu hijau yang menjadi bahan utama es tebu, menjadikan pendapatan penjual es menurun. Dari semula harga tebu hijau Rp 110 ribu per kuintal, saat ini menjadi Rp 120 ribu.

“Sekarang tebunya mahal, nyarinya susah juga. Mungkin banyak yang mati kena hujan,” curhat Khusnul, penjual es tebu di Jalan Sumedang, Kepanjen, kepada MVoice.

es tebuIa menjelaskan, harga es tebu per porsi Rp 2500 tidak mengalami kenaikan. Karena itu, saat harga tebu naik dipastikan keuntungan juga menurun. Karena tidak mungkin ia mau menaikkan harga es tebu karena saingan saat ini juga banyak.

Untuk membuat es tebu, dirinya menggiling sendiri batang tebu menggunakan mesin. Ia juga banyak menghabiskan solar untuk menjalankan mesin itu. Sehingga, dari keuntungan semula, saat ini turun sampai 30 persen.

“Saya kulakan tebunya dari Kediri atau Tulungagung. Belinya satu kuintal untuk kebutuhan seminggu. Sebenarnya sih ada tebu di Ngajum, tapi mahal. Harganya Rp 140 ribu per kuintal, ya nggak kuat beli,” tambah Khusnul.

Lagi pula, sambungnya, tebu dari Kediri dan Tulungagung kualitasnya lebih baik. Sehingga ia memilih tebu luar kota untuk bahan baku es tebu sehari-harinya.

“Musim hujan juga membuat penjualan turun mas. Biasanya panas-panas banyak orang pengen minum es, sekarang ya nggak lagi. Wong sudah hujan, jadinya sedikit yang terjual,” tandas perempuan yang juga berjualan tahu telor ini.