MALANGVOICE – Teaching Factory, merupaka program baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bagi SMK. Program tersebut ditujukan kepada para siswa, agar memiliki bekal kewirausahaan.
Staf ahli bidang inovasi dan daya saing Kemendikbud, Ananto Kusuma Seta mengatakan, saat ini jumlah SMK tidak sebanding dengan jumlah industri yang tersedia. Sehingga, tak sedikit lulusan SMK yang tidak tertampung praktek kerja lapangan di industri.
“Saat ini jumlah SMK kian banyak, tapi industrinya kurang, jadi semua industri itu tidak bisa menampung anak-anak untuk praktek. Itulah kenapa kita harus membangun Teaching Factory,” katanya usai menghadiri rapat senat terbuka di Polinema, Senin (8/4).
Teaching Factory sendiri, kata Ananto, juga didatangkan pengajar dari industri-industri. “Nggak hanya guru saja. Kami berharap setiap SMK harus memiliki program tersebut,” tegasnya.
Selain itu, menurutnya siswa SMK harus memiliki pengalaman di industri. Kalau hanya menguasai teori, bukan lagi SMK melainkan SMA. Hingga saat ini, terdapat kurang lebih 13 ribu SMK, yang tersebar di seluruh Indonesia. Hanya saja, belum semua SMK memiliki teaching factory.
“Kalau di Malang sudah banyak SMK yang telah memiliki teaching factory. Salah satunya SMK Muhammadiyah, yang berada di daerah Gondanglegi,” pungkasnya. (Der/Ulm)