Target Retribusi Pasar Naik Rp7 Miliar, Ini Langkah Diskopindag Pemkot Malang

Suasana Pasar Bandulan dalam perbaikan, (MG2).

MALANGVOICE – Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang melakukan upaya untuk meningkatkan retribusi pasar. Salah satunya dengan melakukan pemeliharaan pasar.

Kepala Diskopindag Kota Malang, Sailendra mengatakan, pemeliharaan ini bertujuan agar masyarakat yang datang ke pasar bisa merasa nyaman.

“Dengan melakukan perbaikan pasar itu, harapannya pengunjung nyaman untuk datang ke pasar. Termasuk juga kita sosialisasikan ke masyarakat bahwa pasar tradisional sekarang itu gak kumuh seperti dulu,” ujarnya, Rabu (26/5).

Terkait dengan retribusi pasar pada tahun 2021 kali ini ditargetkan sebesar Rp 7 miliar. Menurut Sailendra, target itu telah meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pada tahun 2020 target retribusi pasar sebesar Rp 6 miliar, lalu karena terdampak pandemi Covid-19 mengalami penurunan sebesar Rp 4 miliar.

Untungnya dalam realisasinya telah melebihi target sebesar Rp 4,8 miliar. Hal itu yang menjadi salah satu alasan untuk target retribusi tahun 2021 mengalami peningkatan.

“Targetnya sekarang Rp 7 miliar. Dan pada triwulan pertama ini yang berarti sampai Maret, sudah mencapai 20 persen. Itu belum yang triwulan dua,” tuturnya.

Namun, saat ditanya apakah target retribusi tahun 2021 ini kemungkinan akan mengalami penurunan atau tidak, dikatakan tergantung pada evaluasinya nanti.

“Tergantung kita bertemu dengan DPRD juga, tim anggaran, kan itu akan kita lihat evaluasinya seperti apa. Pada saat nanti pembahasan PAK. Pasti ada evaluasi,” terangnya.

Untuk sementara ini, Sailendra menyampaikan, ada kendala di beberapa pasar tradisional masih menggunakan sistem manual dalam pemungutan pajak retribusi pasar. Sedangkan lebih dari 50 persen pasar di Kota Malang sudah menggunakan elektronik Retribusi atau (E-Retribusi).

“Sebenarnya kita pakai E-Retribusi. Tapi ada empat pasar tradisional yang belum melakukan. Ada Pasar Besar, Pasar Gadang, Pasar Baru Timur dan Pasar Baru Barat. Itu yang menggunakan manual (sobekan),” kata dia.

Alasan empat pasar itu masih menggunakan sistem manual, sebab disana masih mengalami kesulitan pada jaringan sinyal.

“Lainnya itu sudah pakai E-Retribusi. Yang empat itu manual karena memang kesulitan sinyal. Seperti Pasar Besar, itu dibawah gak ada sinyal mas,” tandasnya.(der)