Tanpa Lontong, Cap Go Meh di Kota Batu ‘Rasa Pancasila’

Komunitas GusDurian Kota Batu dan Forum Pembauran Kebangsaan dan tokoh lintas iman saat hadir perayaan Cap Go Meh di Kelenteng Kwan Im Tong , Jumat malam (2/3). (Aziz / MVoice)
Komunitas GusDurian Kota Batu dan Forum Pembauran Kebangsaan dan tokoh lintas iman saat hadir perayaan Cap Go Meh di Kelenteng Kwan Im Tong , Jumat malam (2/3). (Aziz / MVoice)

MALANGVOICE – Jika di Kelenteng Eng An Kiong Kota Malang perayaan Cap Go Meh meriah dengan 3.000 porsi lontongnya. Lain lagi di Kelenteng Kwan Im Tong Kota Batu. Tanpa lontong, perayaan puncak Imlek bernuansa Pancasila, Jumat (2/3).

Ya, ini terjadi seiring hadir pula umat lintas iman dan etnis yang tergabung dalam Komunitas GusDurian Kota Batu dan Forum Pembauran Kebangsaan Kota Batu.

Perwakilan GusDurian Kota Batu Haris El Mahdi mengungkapkan, ini baru pertama kali Cap Go Meh dihadiri selain etnia Tionghoa di Kota Batu. Hal ini semakin menegaskan bahwa kelenteng dan umatnya terbuka, toleransi dan tidak eksklusif.

“Selama ini terkesan di masyrakat kurang membaur. Dengan momen ini diharapkan dapat mengurangi prasangka atau persepsi buruk bahwa etnis Tionghoa bukan bagian dari bangsa Indonesia,” tutupnya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Kelenteng Kwan Im Tong mengatakan, tahun ini lebih meriah dengan turut diajak selain umat Konghucu Kota Batu. Pihaknya berharap tahun-tahun berikutnya dapat seperti ini.

“Agar dapat terjalin komunikasi dan kerukunan antar suku dan golongan,” kata Hendy.

Cap Go Meh di Kelenteng Kwan Im Tong memang tidak menyajikan lontong. Setiap tahun selalu berganti menu. Namun paling sering adalah menu olahan sayur mayur. Sebab Kota Batu yang khas sebagai daerah pertanian.

“Ya yang wajib ada itu ronde,” tutupnya.(Der/Aka)