Tanah Ambles di Batu, Ahli Geologi: Orang Dulu Menambang Pasir dengan Membuat Sumur

Tanah ambles di Desa Tlekung Kota Batu.(Miski)
Tanah ambles di Desa Tlekung Kota Batu.(Miski)

MALANGVOICE – Selama 2016 ada tiga kali kejadian tanah ambles di Kota Batu. Sebanyak 15 rumah terdampak fenomena tersebut.

Di antaranya satu rumah di Kelurahan Sisir, tujuh rumah di Desa Junrejo dan terakhir tujuh rumah di Desa Tlekung (enam di antaranya berpotensi ambles).

Ahli Geologi Universitas Brawijaya, Adi Susilo, mengatakan, pada tahun 80 an masyarakat menambang pasir tidak di sungai, melainkan mengambil pasir di kedalaman 10-15 meter dengan cara membuat sumur.

Pihaknya juga pernah melakukan studi di Kelurahan Sisir beberapa tahun lalu menggunakan alat geo radar. Hasilnya memang ditemukan lubas besar di kedalam 10-15 meter.

“Kami juga sempat wawancara langsung. Setiap kedalaman empat meter dibikin penyangga agar tidak runtuh,” kata dia kepada MVoice, Kamis (8/12).

Baca juga: Tanah Ambles, 7 Rumah di Tlekung Terancam

Dekan FMIPA Universitas Brawijaya ini menyebut, Kota Batu merupakan daerah bekas lahar gunung. Wajar apabila didalam tanah terdapata banyak kandungan pasirnya.

Kendati demikian, pihamnya belum tahu pasti sebaran titik bekas penambangan tersebut. Pasalnya, studi dulunya murni biaya sendiri dan hanya mengambil sampel.

“Kemungkinan orang dulu tidak memperhatikan perluasan pembangunan saat ini,” jelas dia.

Tanah ambles, kata dia, karena beban di atasnya cukup berat, sehingga sewaktu-waktu bisa ambles.

Selain itu, tanah di Kota Batu juga mudah longsor. Hal itu disebabkan karena mengandung endapan kuartel.

“Meskipun bukan bekas tambang, tapi kondisi tanah di Batu mudah longsor,” papar Ketua Pusat Studi Kebencanaan dan Kebumian (PSKK) Universitas Brawijaya ini.