MALANGVOICE– Ajang debat publik Pilkada Batu 2024 memiliki pengaruh kuat terhadap tingkat elektabilitas para pasangan calon. Sebagaimana diketahui, pada pilkada kali ini diikuti tiga paslon. Yakni paslon nomor 1 Nurochman-Heli Suyanto (NH), paslon nomor 2 Firhando Gumelar-H. Rudi (GURU), dan paslon nomor 3 Kris Dayanti-Kresna Dewanata Prosakh (KriDa).
Ketiga kandidat yang melakoni debat tersebut saling adu gagasan visi misi dan program kerja serta solusi mengurai persoalan-persoalan. Hal tersebut begitu penting untuk menarik simpati masyarakat. Sehingga menjadi modal untuk meyakinkan suara pemilih dalam menentukan pilihannya pada 27 November nanti.
Koalisi Embongan: Paslon NH Sosok Pemimpin yang Mampu Mengurai Permasalahan di Kota Batu
Saat sesi pertama debat publik, penampilan pasangan Nurochman-Heli Suyanto dinilai cukup impresif menyampaikan subtansi gagasan dan program. Sehingga hal tersebut dapat menguatkan posisi mereka di mata pemilih. Hal tersebut pun berimbas pada moncernya dukungan kepada paslon Koalisi Wong Mbatu itu.
“Pastinya kami memberikan dukungan kepada paslon nomor 1, Cak Nur-Mas Heli. Apalagi programnya sangat baik, seperti memperhatikan kesejahteraan kusir dokar melalui penambahan insentif. Yang paling utama, mengayomi, memperjuangan nasib kusir dokar agar bisa bertahan dan dikemas lebih baik,” ujar Ketua Paguyuban Dokar Wisata Kota Batu, Mochamad Budiono.
Dukungan tersebut disampaikannya saat cawawali, Heli Suyanto bertemu dengan dengan puluhan kusir di Kelurahan Temas, Kota Batu. Dalam kesempatan itu, para kusir juga menyampaikan harapannya, mulai dari legalitas paguyuban, rambu-rambu parkir khusus dokar hingga fasilitas area parkir dokar di kawasan Alun-Alun Batu.
Budiono menuturkan, para kusir menginginkan terbitnya SK keanggotan bagi seluruh para kusir. Sementara saat ini, SK yang diterbitkan oleh Disparta masih sebatas pada legalitas perkumpulan, yakni Paguyuban Dokar Wisata Kota Batu.
“Untuk SK sementara ini dari Dinas Pariwisata secara keseluurhan kami minta perorangan, meskipun bernaung di paguyuban tapi baiknya satu anggota punya SK,” imbuh Budiono.
Ganjalan lainnya yang dihadapi oleh para kusir mengenai rambu parkir dokar wisata. Sebab hingga saat ini, rambu-rambu dokar wisata di kawasan Alun-Alun Kota Batu dibuat oleh Dinas Pariwisata Kota Batu. Pihaknya menginginkan agar rambu parkir dokar dipasang oleh Dishub untuk mendapatkan legitimasi lebih kuat.
“Jadi kami antisipasi biar tidak terjadi perselisihan antar teman yang kerja di situ. Harapan kami, keluh kesah dari para kusir bisa dipenuhi jika paslon Mbatu Sae ini terpilih,” ungkap Budiono.
Sementara itu Calon Wakil Wali Kota Batu Heli Suyanto menambahkan, pertemuannya bersama para Paguyuban Dokar Wisata Kota Batu agar keberadaan dokar legendaris tetap dipertahankan. Terlebih sebagai kota wisata, dokar merupakan moda tranportasi tradisional yang menjadi daya tarik.
Karena itu, nantinya para kusir ini akan diberikan tempat yang nyaman. Mengingat semakin padatnya kawasan Alun-Alun Kota Batu, membuat parkir dokar wisata terbatas. “Nanti akan kami berikan solusi terkait tempat parkir dokar yang menarik untuk wisatawan,” lanjut Heli.
Kemudian paslon ini berencana untuk menambah besaran insentif para kusir. Melihat hingga saat ini para kusir mendapatkan insentif dari Pemkot Batu. “Nanti ke depan akan kami evaluasi ditambah atau bagaimana, paling tidak ada tambahan untuk pakan ternak,” terang Heli.
Ia berjanji, paslon ini berupaya memberikan kebijakan yang terbaik bagi para kusir, karena komitmennya ingin mempertahan transportasi wisata yang ramah lingkungan salah satunya dokar di Kota Batu. Jika terpilih, akan dilakukan penataan ulang dan durasi, otomatis mengurangi jarak tempuh dokar wisata.
“Kalau weekend bisa narik sampai 11 kali. Itu nanti regulasinya perlu diatur lagi,” ujar Heli.(der)