Tak Ada Perda Cagar Budaya, Kota Batu Berpotensi Kehilangan Warisan Sejarah

Arkeolog sekaligus Sejarawan, Dwi Cahyono saat diwawancara Malangvoice.com (Achmad Sulchan An Nauri)

MALANGVOICE – Berdasarkan Prasasti Sangguran Kota Batu merupakan peradaban tua yang sudah ada sejak tahun 928 Masehi. Sejak Mataram Kuno sudah ada peradaban yang menetap di Kota Batu.

Pada masa kolonial juga banyak penjajah dari Belanda yang terpincut pada keindahan alam Kota Batu. Sehingga menjadikan Kota Batu sebagai tempat peristirahatan.

Dengan begitu Kota Batu memiliki banyak peninggalan bersejarah. Arkeolog sekaligus Sejarawan, Dwi Cahyono menjelaskan bahwa ada tiga kategori warisan bersejarah yakni, pusaka alam, pusaka budaya, dan pusaka saujana.

“Kota Batu memiliki ketiganya, ini semua harus dijaga agar tidak mengalami kepunahan,” jelas Dwi. Oleh karena itu, menurutnya, Kota Batu agar segera membuat perda cagar budaya.

Urgensi membuat perda cagar budaya ini menurutnya sudah sangat terlambat bagi Kota Batu. Padahal di kota-kota yang lain sudah mampu menghasilkan.

Selain itu, Ia mengatakan Kota Batu seharusnya juga memiliki ahli cagar budaya. Dua hal itu menurutnya bisa menjadi pra kondisi untuk kelestarian.

“Dengan adanya perda cagar budaya itu, maka bisa berguna untuk dua hal. Yakni; bisa digunakan untuk melestarikan dan memanfaatkan,” tuturnya.

Menanggapi hal tersebut Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Batu, Didik Machmud mengatakan bahwa memang Kota Batu saat ini terlalu fokus pada wisata buatan dan alam. Sehingga tidak ada wisata bernuansa sejarah di Kota Baru.

“Kita sudah pernah menganggarkan untuk membuat buku tentang sejarah Kota Batu, sedangkan untuk Perda kami masih mencoba untuk mengusulkan” jelasnya. Ia mengatakan di Kota Batu banyak gedung-gedung yang memiliki nilai sejarah.

Seperti dikawasan Jalan Panglima Sudirman, Hotel Ciptaningati, Hotel Aster, Hingga Hotel Kartika Wijaya. Usul untuk membuat Perda hingga saat ini belum berhasil.

“Untuk 2021 yang paling bisa dilakukan untuk melindungi benda-benda bernilai sejarah di Kota Batu ialah membuat Perwali. Sifatnya untuk membuat aturan untuk menjaga bangunan-bangunan itu,” tandasnya.(der)