MALANGVOICE – Badan Pusat Statistik (BPS) bakal menggunakan dua data yang dikombinasikan pada sensus penduduk tahun depan.
Menurut Kepala BPS Kota Malang, Sunaryo, metode kombinasi tersebut yakni dengan memadukan data kependudukan dan catatan sipil. Kemudian pegawai sensus tidak lagi mendatangi rumah warga satu persatu, tetapi menggunakan sistem online.
“Ada dua data dari BPS dan Kependudukan. Untuk menuju satu data kependudukan adalah sebuah terobosan yang didorong oleh Perpres, maka sensus penduduk (SP 2020) akan mempertemukan antara konsep de facto dan de jure yakni data pemerintah dan data masyarakat,” katanya saat ditemui di Polinema, Senin (9/12).
Ia menambahkan, jika kali ini pihaknya membidik mahasiswa sebagai agen untuk sensus. Hal ini lantaran mahasiswa termasuk dalam elemen masyarakat terdidik.
“Kami rasa mahasiswa bisa membantu untuk memviralkan suksesnya sensus penduduk online, yang dapat dilakukan di mana saja menggunakan via internet. Dengan memanfaatkan handphone berbasis android ataupun layanan internet yang terhubung ke website SP 2020,” bebernya.
Dengan sistem online, juga dirasa mampu mempermudah mahasiswa, karena bisa mengisi data di mana saja. Nantinya, sistem ini dilaksanakan mulai Februari hingga Maret, dan dilaksanakan secara offline pada Juli.
“Mulai tanggal 15 Februari sampai dengan 31 Maret dan offline selama satu bulan penuh pada Juli mendatang,” terangnya.
“Tapi untuk sensus hanya bisa menggunakan satu NIK. tidak akan ada data ganda,” imbuhnya.
Selain itu, juga akan ada petugas yang tetap turun ke lapangan yang melakukan pengecekan. Hanya saja petugas sensus tidak dalam kapasitas mewawancarai, melainkan hanya mencocokkan data.
“Sehingga betul-betul nanti yang didatangi petugas itu yang terlewat,” bebernya.
Sebagai kota pendidikan, pihaknya optimis angka partisipasi masyarakat di Kota Malang cukup tinggi. Sunaryo menyebut bahwa pihaknya berusaha berkolaborasi dan melibatkan seluruh stakeholder untuk menyukseskan SP 2020 online.(Der/Aka)