Sutiaji Simulasikan Belajar Tatap Muka di SMPN 8 Kota Malang

Wali Kota Malang Sutiaji saat meninjau belajar tatap muka di SMPN 8 Kota Malang. (Foto: MalangVoice)

MALANGVOICE – Rencana bakal diterapkannya kembali sekolah tatap muka mulai disimulasikan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang. Salah satunya di SMP Negeri 8 Kota Malang pada Rabu (19/8).

Dalam pelaksanaannya, Wali Kota Malang Sutiaji meninjau langsung proses simulasi. Dia didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Zubaidah dan Kepala SMPN 8 Kota Malang, Anny Yulistyowati.

Dalam keterangannya, Sutiaji menjelaskan digelarnya simulasi tersebut bukan tanpa sebab. Melainkan memang sudah berdasarkan kesepakatan bersama melalui polling kepada wali murid di sekolah tersebut. Khususnya kelas IX.

Dia menyebutkan bahwa sebanyak 74 persen wali murid menyetujui untuk dilakukan belajar tatap muka. Karena itu, serangkaian simulasinya pun dilakukan di sekolah yang beralamat di Jl. Arjuno No.19, Kauman, Kec. Klojen, Kota Malang ini.

“Masuk sekolahnya kapan, nanti dilihat dulu dari kesiapan masing-masing sekolah. Ini masih simulasi,” kata dia dalam keterangannya kepada wartawan.

Dia menyebutkan dilakukannya simulasi tersebut juga untuk menyusun instrumen belajar tatap muka di sekolah saat kondisi pandemi Covid-19. Dimana nantinya akan disusun oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang.

“Instrumennya mulai protokol kesehatan ketika siswa berada di sekolah hingga penggunaan alat transportasi. Nanti, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang menyusunnya,” ungkapnya.

Sutiaji menjelaskan bahwa untuk protokol kesehatannya seperti satu kelas hanya diisi 50 persen siswa dari total kapasitasnya. Caranya yaitu setiap bangku sudah ditata secara zigzag dan berjarak.

“Jadi, siswa yang menempati bangku tersebut tidak boleh berpindah tempat,” ujarnya.

Dia menambahkan bahwa setelah kegiatan belajar mengajar tersebut. Kelas yang sudah dipakai disemprot disinfektan secara berkala.

Di sisi lain, kata Sutiaji, hal terpenting pula yaitu siswa dilarang memakai kendaraan umum. Tujuannya agar tidak terjadi kontak dengan masyarakat yang biasanya menjadi satu dalam suatu kendaraan.

“Jadi, harus diantar jemput sama orang tuanya. Caranya bisa menghubungi orangtuanya ketika sudah memasuki jam pulang sekolah,” tandasnya. (der)