Sutiaji Didesak Minta Maaf dan Cabut Surat Edaran Nataru

Seniman dan budayawan Aji Prasetyo. (Istimewa)

MALANGVOICE – Ini masih soal kontroversi surat edaran perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) Pemkot Malang. Warga Bumi Arema mendesak agar Wali Kota Malang Sutiaji minta maaf dan mencabut surat tersebut. Akibat isi surat yang terkesan diskriminatif.

Baca juga: Surat Edaran Terkait Nataru Dipertanyakan, Ini Penjelasan Wali Kota Malang

Seperti diberitakan, surat edaran Nataru bertanda tangan Wali Kota Malang Sutiaji beredar viral di dunia maya. Tidak sedikit masyarakat menganggap isi surat diskriminatif. Terutama poin nomor dua dari total empat poin. Isinya; bagi warga yang mengadakan pesta perayaan Natal dan Tahun Baru tidak dilakukan secara demonstratif yang menggangu perasaan umat lain dan mengganggu ketertiban umum, serta menyampaikan kepada pihak terkait sesuai ketentuan berlaku.

Kata demonstratif inilah jadi pemicu warga agar Sutiaji meminta maaf dan mencabut surat tersebut.

“Pak wali kota (Sutiaji) gak perlu terlalu banyak berapologi (mempertahankan statement). Secara teks surat itu memang ada kesalahan dan cukup fatal, apalagi yang poin dua. Lebih baik Pak Wali kota menyampaikan maaf dan mencabut surat tersebut. Itu jauh lebih bijak,” kata Seniman Budayawan Kota Malang Aji Prasetyo kepada MVoice, Minggu (23/12).

Aji melanjutkan, dengan beredarnya surat tersebut sangat disayangkannya. Terlebih itu surat resmi ditandatangani pimpinan daerah. Padahal, menurutnya, Kota Malang telah dikenal sebagai kota toleran dan tidak mudah diprovokasi.

Aji juga mengapresiasi ketegasan Wali Kota Malang Sutiaji saat penolakan aksi bela bendera tauhid di depan Masjid Jami’, belum lama ini.

“Tapi langkah wali kota dengan suratnya kemarin sangat disayangkan. Begitu viral, akhirnya mempertaruhkan reputasi masyarakat Kota Malang. Orang akan mengira kita adalah masyarakat yang intoleran. Padahal sebaliknya. Masjid Jami’ dan Gereja Imannuel berdiri bersebelahan selama lebih dari seratus tahun adalah bukti kerukunan antar umat di Malang tidak perlu diragukan lagi,” pungkasnya.(Hmz/Aka)