Sutiaji dan Ketua TP PKK Kota Malang Ajak Puluhan Anak Penyandang Disabilitas Naik Macito

Anak-anak disabilitas menaiki Macito. (Istimewa)

MALANGVOICE – Puluhan anak disabilitas diajak Wali Kota Malang Sutiaji dan Ketua TP PKK Kota Malang Widayati Sutiaji menaiki Macito, Kamis (21/7).

Rombongan datang pagi tadi berkumpul di rumah dinas Wali Kota Malang, Jalan Ijen 2. Mereka merupakan anak binaan YPAC serta undangan Dinsos dari tiap kecamatan.

Sutiaji mengatakan, ajakan mengajak anak-anak penyandang disabilitas ini merupakan rangkaian Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli mendatang.

Ketua TP PKK Kota Malang Widayati Sutiaji mendampingi anak-anak disabilitas. (istimewa)

Widayati Sutiaji mengatakan, anak-anak tadi sangat senang diajak naik bus Macito. Mereka dikenalkan bangunan-bangunan penting yang ada di Kota Malang.

“Mengawali Hari Anak Nasional sengaja ajak anak difabel bersenang senang sedikit aja naik Macito. Saya lihat mereka sangat senang sekali lihat Kayutangan Heritage sampai ke Balai Kota,” katanya.

Menurutnya, peran Pemkot Malang untuk memperhatikan anak-anak ini cukup penting. Makanya, ia berharap fasilitas ramah anak di Malang diperbanyak dan membuat program yang mendukung Kota Layak Anak.

“Pak Wali sudah merencanakan program dari Dinsos dan minta program CSR untuk gandeng kegiatan sosial. Kita harus jadi Kota Layak Anak,” tegasnya.

Senada dengan Widayati, Wali Kota Malang Sutiaji mengaku akan mempertahankan penghargaan Kota Layak Anak. Salah satunya dengan meningkatkan fasilitas untuk kenyamanan anak terutama penyandang disabilitas.

“Kami tekankan juga kepada Dinas Pendidikan. Jangan sampai ada kekerasan kepada anak, baik secara verbal maupun fisik. Tentang metodologi pembelajaran, saat ini sudah memakai merdeka belajar. Jadi suasana senang bisa dinikmati anak anak kita semua, Kita kan jadi pernah jadi anak,” lanjutnya.

Sutiaji pun berharap di Kota Malang Sudah tidak ada lagi kekerasan kepada anak dan eksploitasi anak. Karena, anak anak adalah lemah dan rentan. Karena itu, jangan sampai ada kebijakan yang tidak berpihak kepada anak.

“Salah satu upaya, adalah pengawasan. Bisa dilakukan di semua sektor. Kalau di pendidikan formal, mungkin lebih mudah, karena di kelembagaan. Nah, yang di pendidikan informal itu, yang perlu dikuatkan literasinya. Kita melibatkan seluruh lapisan para tokoh, orang tua dan lainya. Bahwa anak adalah amanah. Diupayakan, jangan sampai salah didik,” pungkasnya.(der)