Sutiaji Ajak Realisasikan 80 Tahun Angka Harapan Hidup Kota Malang

Wali Kota Malang Sutiaji. (Humas Pemkot Malang)
Wali Kota Malang Sutiaji. (Humas Pemkot Malang)

MALANGVOICE – Pemkot Malang menargetkan angka harapan hidup di masyarakatnya kisaran 80 tahun. Lebih tinggi dari angka harapan hidup Nasional kisaran 73 tahun.

Sutiaji mengatakan, berdasarkan lelang kinerja Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, angka harapan hidup dipatok usia 80 tahun. Artinya, Pemkot Malang sangat berkomitmen dalam menjaga kualitas layanan kesehatan untuk para lansia.

Meskipun dalam satu persyaratan terkait kepedulian lansia perlu adanya panti panti jompo, namun Sutiaji lebih menghendaki agar tidak ada lansia Kota Malang yang berada di panti jompo.

“Artinya pula lembaga rumah tangga kuat hingga warga memasuki masa – masa lansia,” kata Sutiaji menghadiri peringatan HUT ke-23 Lansia di hall Istana Dieng (14/9).

Alumnus IAIN Malang ini menambahkan, dengan silaturahmi juga diyakininya akan memanjangkan usia. Pola sosialisasi dan komunikasi akan memberikan pengaruhan signifikan terhadap angka harapan hidup.

“Maka interaksi secara intens sangatlah penting,” ujar suami Widayati Sutiaji ini.

Sutiaji juga menitipkan dukungan kepada para lansia untuk ikut menguatkan misi pendidikan karakter yang sedang getol digarap Pemkot Malang.

“Ini tantangan yang sungguh tidak ringan Bapak/Ibu. Kalau ini kita tidak serius, saya khawatir Indonesia akan hilang karena kehilangan karakter dan jati dirinya,” katanya.

Anak -anak saat ini, masih kata Sutiaji, semakin asing dengan nilai – nilai budaya sendiri, seperti unggah -ungguh dan kesopanan bisa menjadi hal yang langka.

“Belum lagi pengaruh gawai gadget, itu semua perlu perhatian kita semua. Karenanya saya mohon untuk kita sama- sama membekali anak cucu kita dengan pendidikan moral agama dan budi pekerti, ” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Yayasan Gerontologi Abiyoso Malang Profesor Djanggan Sargowo berharap, Pemkot Malang melalui Wali Kota Malang Sutiaji untuk mengagendakan dialog secara periodik dengan lansia. Bertepatan telah adanya fasilitas khusus taman Lansia di Indragiri.

“Tapi seakan hanya nama tanpa diperkaya aktifitas secara maksimal. Dengan jagongan secara periodik, maka selain mempererat hubungan dan silaturahmi juga makin menguatkan keberadaan Taman Lansia Indragiri,” ujarnya. (Der/Ulm)