MALANGVOICE – Sampel dari 33 ekor sapi di Kota Batu dikirimkan ke Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta. Sampel itu diteliti untuk memastikan kondisi sapi yang terindikasi penyakit mulu dan kuku (PMK).
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu, Sugeng Pramono mengatakan, sampel pada 33 ekor sapi itu diambil pada Selasa (9/5).
“Apakah positif atau tidak baru bisa diketahui setelah hasilnya keluar pada Kamis besok (12/5),” ujar Sugeng, Rabu (11/5).
Laporan awal adanya suspek sapi PMK diterima DPKP setelah mendapat laporan dari peternak di Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji pada Jum’at pekan kemarin (6/5). Petugas pun melakukan tinjauan ke lapangan pada keesokan harinya, Sabtu (7/5).
Dari peninjauan awal terdapat 22 ekor sapi yang terindikasi PMK. Kemudian merambah menjadi 25 ekor sapi dan terakhir 33 ekor sapi. Mereka langsung melakukan penyemprotan di kandang-kandang yang sapinya suspek PMK. Pemberian vitamin dan antibiotik kepada sapi juga dilakukan.
Temuan di Kota Batu ini juga telah dilaporkan ke gubernur dan Kementerian Pertanian RI. Kata Sugeng, ada arahan dari Kementerian Pertanian RI dan Pemprov Jatim untuk dibentuk gugus tugas mulai pusat sampai daerah.
“Sambil menunggu petunjuk teknisnya, kami bergerak di lapangan. Gunanya menyusun langkah mitigasi atas kejadian di Kota Batu. Tracing yang kami lakukan, baru wilayah Sumbergondo. Sekarang sudah 33 ekor sapi yang diduga suspek PMK,” tegas Sugeng.
Saat ini, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan sudah mengimbau peternak di Kota Batu tidak menerima atau mengirim hewan ternak dari luar kota. Hal itu untuk meminimalisir potensi penyebara.
Sejumlah kandang ternak telah dilokalisir di Desa Sumbergondo. Jumlah sapi perah di Sumbergondo ada sebanyak 343, sapi potong sebanyak 104 ekor. Jumlah sapi perah di seluruh Kota Batu sebanyak 12.579 ekor. Sementara sapi potongnya ada sebanyak 2579 ekor.
Pemkot Batu juga mendirikan posko di Desa Sumbergondo. Peternak yang mendapati ternaknya mengalami gejala PMK seperti kurang nafsu makan, kuku kaki sakit, mulut berliur, dapat melaporkan langsung ke dinas atau posko.
“Masyarakat tidak perlu panik. Penyakit ini tidak menular ke manusia. Daging dan susunya juga bisa dikonsumsi asal diolah terlebih dahulu,” paparnya.(der)