Suharyanto, Melukis ‘Jokowi Punya Nazar’ dengan Zikir

Gus Thoriq Ziyad Bin Darwis bersama Suharyanto, pelukis 'Jokowi Punya Nazar'. (miski)

MALANGVOICE – Sebuah lukisan berjudul ‘Jokowi Punya Nazar’ menjadi perhatian tokoh santri yang menghadiri Resolusi Hari Santri Indonesia, di Universitas Raden Rahmad, Kepanjen, hari ini.

Lukisan berukuran besar itu hasil goresan tangan Suharyanto, seniman asal Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, yang akan diberikan kepada Presiden RI, Joko Widodo.

Tema lukisan menggambarkan Jokowi dikelilingi para santri menyerahkan nota kesepahaman kepada pengasuh Pondok Pesantren Babus Salam, Pagelaran, Gus Thoriq Ziyad Bin Darwis. Gambaran itu menggambarkan bukti kesepakatan, jika Jokowi terpilih menjadi presiden akan menetapkan Hari Santri Nasional.
SP
Surat Pernyataan itu bertuliskan “Dengan ini saya Joko Widodo sebagai calon Presiden Negara Republik Indonesia periode 2014-2018, menyatakan, jika nanti Allah mentakdirkan saya (Joko Widodo) terpilih sebagai Presiden Negara Republik Indonesia yang akan dilaksanakan pada pemilihan (Pilpres) tanggal 09-Juli-2014, maka saya (Joko Widodo) siap untuk memperjuangkan serta menetapkan 1 Muharrom sebagai Hari Santri Nasional yang menjadi salah satu hari resmi Negara Republik Indonesia. Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak manapun. Malang, 27-Juni-2014 Calon Presiden Republik Indonesia, ditandatangani”

Suharyanto merupakan warga RT 14/RW 14, Dusun Krajan, Desa Bantur, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Pria 49 tahun itu awalnya menolak permintaan Gus Thoriq untuk melukis. Selain karena takut tidak bisa menyelesaikan tepat waktu, dia juga banyak orderan melukis.
“Waktu ditawari melukis Jokowi, saya lebih fokus menghasilkan lukisan bertema alam,” kata Suharyanto.

Setelah dirayu beberapa kali, akhirnya ia luluh dan mengiyakan. Alasannya, sudah kenal lama dengan Gus Thoriq, dan tema lukisan ada kaitannya dengan memperjuangkan Hari Santri.
“Saya diberi waktu satu bulan menyelesaikan lukisan ini, Alhamdulillah berkat restu Allah SWT karyanya bisa selesai. Meskipun tidak maksimal,” tuturnya.

Selama mengerjakan lukisan, Suharyanto diminta istiqomah dan mengikuti beberapa arahan dari Gus Thoriq. Semisal, sebelum melukis mengambil wudhu dan dilanjutkan dengan baca doa serta zikir. Hal itu dilakukannya setiap hari selama satu bulan. Ia rela mengorbankan orderan melukis hanya ingin fokus menyelesaikan lukisan Jokowi.

Berbeda dengan karya yang dikerjakan tanpa diiringi zikir, seperti lukisan Nyi Roro Kidul, terbukti sampai sekarang belum juga rampung.

Dikatakan, dengan melihat lukisan setidaknya Presiden Jokowi selalu ingat akan janjinya setiap tanggal 1 Muharram ditetapkan sebagai hari Santri.

“Profesi saya sebagai seniman, saya melayani sesuai permintaan. Sebab, seniman cinta damai dan tidak berpolitik,” ungkap bapak tiga orang anak itu.

Diceritakan, melukis terinspirasi dari pamannya. Sejak duduk bangku SD, ia menekuni seni melukis. Ia belajar secara otodidak bertahun-tahun, sampai bisa mengikuti pameran, jambore dan sebagainya.

“Saya tidak pernah menjajakan karya di tengah jalan, karena berkarya mengikuti naluri. Setiap hari ada satu dua lukisan dihasilkan,” ungkap suami dari Meta Krisdiana itu.

Hobi melukis ia tularkan kepada anaknya yang kuliah jurusan seni di Universitas Negeri Malang (UM). Suharyanto juga mendirikan galeri ‘Nur Galeri Pantai Selatan’ di rumahnya. Ia membuka diri bagi siapa pun yang ingin belajar melukis.

“Dulu ada keinginan bisa tampil dalam pameran internasional, karena disibukkan dengan banyaknya orderan. Saya percayakan ke anak saya supaya menghasilkan karya bisa tembus mancanegara,” harapnya.

Sementara itu penggagas Hari Santri Nasional, Gus Thoriq Ziyad Bin Darwis, menilai lukisan hasil karya Suharyanto tersebut lebih baik daripada lukisan Monalisa.
“Kalau ditanya harganya, saya nilai lukisan ini lebih mahal dari lukisan Monalisa. Karena menyangkut negara,” ungkapnya.

Lukisan itu merupakan hibah dari Suharyanto kepada Resolusi Hari Santri. “Alhamdulillah Pak Suharyanto tidak minta bayaran sama sekali. Ini bentuk dukungannya dalam mewujudkan hari Santri,” tutupnya.