MALANGVOICE -Kegiatan pelatihan pembuatan pupuk dan pestisida alami disambut antusias kelompok tani Dusun Sapiturang, Desa Bocek, Karangploso Malang.
Pelatihan yang dilaksanakan oleh KKN kelompok 149 Universitas Muhammadiyah Malang ini juga diapresiasi oleh pengurus BPTP (Badan Pengkajian Teknologi Pertanian) Jawa Timur.
Kegiatan pelatihan ini berlangsung selama sebulan, 20 Juli -20 Agustus dan dilaksanakan di salah satu rumah warga setempat.
“Seperti yang terjadi di kalangan petani buah apel di kota Batu, penggunaan pupuk dan pestisida buatan yang berlebihan tanpa adanya upaya pengembalian kesuburan tanah telah membuat kesuburan tanah menurun. Hal ini selanjutnya berimplikasi terhadap produksi apel menurun drastis,” ujar Ir Diding Rahmawati, peneliti BPTP dan pemateri dalam pelatihan ini.
Itulah yang menginspirasi KKN 149 UMM untuk mengadakan pelatihan pembuatan pupuk dan pestisida alami bermanfaat dan dapat memulihkan kesuburan tanah.
Pembuatan pupuk alami dibuat dalam bentuk bokasi. Bahan utamanya adalah kotoran kambing, hewan ternak petani setempat. Memang selama ini warga menggunakan pupuk dari kotoran hewan, namun masih digunakan tanpa formula yang sesuai, alias masih mentah, sehingga pupuk alami yang selama ini digunakan petani dalam bentuk mentah ini tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk digunakan sebagai penyubur tanah.
Sedang untuk pestisida alami, bahan yang digunakan adalah tembakau, cengkeh, ragi tape, biji mimba, cabai keriting, sere, bawang putih, gula merah dan air. Pestisida dalam bentuk cair ini semakin lama disimpan maka semakin baik dalam efeknya melawan hama. Dibanding dengan pestisida buatan yang dapat merusak tanah, pestisida alami ini terbukti aman terhadap kesuburan tanah. Formula yang digunakan sudah disesuaikan dengan formula hasil penelitian BPTP, teruji dapat mengembalikan kesuburan tanah secara maksimal. Selain itu, keunggulan lainnya adalah pestisida alami ini dapat membasmi hama secara luas.
“Jika memang formulasi dari pupuk dan pestisida alami ini terbukti lebih baik, maka kami akan memproduksinya untuk kebutuhan lahan pertanian. Diharapkan pelatihan-pelatihan seperti kerap dilakukan di desa-desa agar petani dapat memaksimalkan hasil panen mereka.” kata Supriyono, ketua Gabungan Kelompok Tani Dusun Sapiturang.