MALANGVOICE– Tanah liat bakal bernilai tinggi jika berada di tangan orang-orang kreatif dan inovatif. Itulah yang dilakukan perupa, Muchlis Arif. Ia begitu piawai berkreasi dengan tanah liat hingga melahirkan karya keramik kontemporer. Matahati Ceramics dipilih sebagai nama studionya yang terletak di Perumahan Wastu Asri, Blok DD Nomor 6-8, Kelurahan Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.
Di Studio Matahati Ceramics itulah, dirinya mengelaborasi pengembangan teknik dan mengaktualisasikan gagasannya melalui karya seni keramik. Tak jarang pula, beberapa kegiatan pameran seni digelar di studionya itu Bahkan lebih dari itu, ruang studio dibuka untuk umum sebagai destinasi wisata edukasi. Hal tersebut agar memperluas apresiasi dan mendistribusikan pengetahuan tentang seni keramik.
Wali Kota Batu, Nurcohman dan Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto dibuat takjub saat berkunjung ke Studi Matahati Ceramics. Mereka berpendapat ruang kesenian semacam ini berkontribusi dalam membangun citra positif Kota Batu sebagai kota kreatif dan berbudaya. Terlebih produk dan edukasi seni keramik di tempat ini telah dikenal luas hingga mancanegara.
“Studio ini diminati mahasiswa seni juga para wisatawan. Menjadikan salah satu tujuan utama mereka sebelum melanjutkan perjalanan wisata ke Gunung Bromo maupun Bali. Pekan kedua bulan Juli, jumlah kunjungan ke studio ini telah mencapai lebih dari 700 orang,” ungkap Cak Nur, sapaan Nurochman.
Tingginya animo kunjungan diapresiasi Pemkot Batu atas kontribusi Studio MataHati Ceramics dalam memperkenalkan seni dan budaya lokal ke kancah internasional. Karya-karya keramik yang diproduksi di studio ini telah menarik perhatian pembeli manca negara. Hal ini membuktikan bahwa produk kreatif dari Kota Batu mampu bersaing di pasar global.
Dan melalui kunjungan ini, Wali Kota dan Wakil Wali Kota berharap lebih banyak UMKM lokal terinspirasi untuk terus berinovasi, berkarya, dan membawa nama baik Kota Batu ke panggung dunia.
“Kota Batu memiliki banyak potensi seni lokal yang bisa terus dikembangkan. Dan tidak menutup kemungkinan akan banyak produk lokal Kota Batu yang lain akan dapat menembus pangsa pasar global,” harap dia.
Muchlis Arif selaku pendiri Matahati Ceramics, menjelaskan bahwa tempat yang menjadi destinasi wisata edukasi seni pembuatan keramik itu tetap menerima kunjungan, meskipun hanya ada satu pengunjung yang datang. Menurutnya, studio tersebut lebih banyak didatangi oleh tamu perorangan.
“Satu orang pun kami terima, karena memang tamu membutuhkan tempat yang damai dan kontemplatif,” ujarnya.
Seluk beluk pembuatan keramik, mulai dari proses hulu hingga hilir bukan melulu mengajarkan soal teknis. Namun juga membangkitkan pengalaman empiris dan mengeksplorasi sisi batin dalam setiap proses kreasi. Ia berpendapat ada nilai filosis dari proses pencipataan karya keramik. Bahan baku keramik berupa tanah liat akan menampilkan kilaunya setelah melalui proses sentuhan artistik sang kreator. Sisi menawan sekaligus kekuatan akan dibentuk setelah melalui tempaan dengan suhu di atas 1.000 derajat celcius.
Menurut Muchlis, belajar membuat keramik memiliki manfaat tersendiri. Ia menjelaskan, keramik adalah sebuah media yang bila dikaitkan dengan pelajaran hidup, menjadi gambaran kehidupan manusia. Oleh karena itu, menurutnya, wisatawan akan menemukan fase-fase kehidupan yang tercermin di dalam keramik itu.
“Semakin sulit membuat keramik, akan semakin menarik. Oleh karena itu membuat keramik butuh konsentrasi dan kontemplasi,” imbuhnya.
Arif menuturkan, pihaknya turut antusias menyelenggarakan dan membuka ruang kreatif melalui penyelenggaraan event kolaboratif dengan berbagai entitas. Sejumlah acara kreatif pun sudah pernah diselenggarakan di tempat ini. Pengunjungnya bahkan telah datang dari luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, dan Myanmar. Ini agar dapat membangun atmosfir dan ekosistem berkesenian yang lebih dinamis.
“Kebanyakan mereka tahu studio saya ini dari media sosial. saat saya tanya, mereka rata-rata menjawab dari TikTok. Studio Matahati memiliki kepedulian pada dunia pendidikan seni, industri kreatif, dan seni untuk masyarakat. Semoga masa depan dunia kesenian dan industri kreatif semakin menggairahkan, mencerahkan, mencerdaskan, dan menjadi berkah bagi kita semuanya,” pungkasnya.(der)