Strategi Paslon Nurochman-Heli Meramaikan Tingkat Kunjungan Pasar Induk Among Tani

MALANGVOICE– Pasar Induk Among Tani Kota Batu digadang-gadang sebagai pusat transaksi yang menggerakkan perekonomian masyarakat, terutama warga pasar. Pasar setinggi tiga lantai yang dibangun melalui APBN senilai Rp166 miliar terlihat megah. Meski begitu, para pedagang melontarkan keluhan karena sepinya kunjungan konsumen.

Keluhan para pedagang tersebut ditangkap oleh pasangan calon nomor 1 Pilkada Batu 2024, Nurochman-Heli Suyanto (NH) saat berkunjung ke Pasar Induk Among Tani. Pertemuannya dengan para pedagang itu sebagai momen jaring aspirasi untuk dijadikan landasan menyusun kebijakan. Ketika nantinya ia mendapat amanah terpilih menjadi wali kota-wakil wali kota hasil Pilkada Batu 2024.

“Semoga pasar ini menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Kota Batu. Pasangan Nurochman-Heli adalah orang Mbatu nyel. Sehingga tidak akan mengingkari visi-misi yang sudah kami susun. Ini modal kami membuat komitmen dengan masyarakat Kota Batu, termasuk para pedagang,” ujar Cak Nur dihadapan puluhan pedagang.

Ops Zebra Semeru 2024, Polresta Malang Kota Tekan Angka Kecelakaan

Ia menegaskan, pertemuan dengan tidak hanya sebatas untuk kepentingan kampanye politik di ajang Pilkada Batu 2024. Namun akan dilakukan secara berkelanjutan agar masyarakat mendapat keleluasan akses-akses menyalurkan aspirasi. Langkah itu sebagai upaya perbaikan jalannya roda pemerintah karena pada masa sebelumnya jarang melibatkan partisipasi masyarakat.

Mengingat beban tugas pemerintah daerah cukup berat. Maka butuh kerja sama antar komponen masyarakat agar setiap persoalan bisa diselesaikan maksimal. Peningkatan komunikasi dan kerja sama yang baik antar pemda dan unsur masyarakat akan ditempuh melalui program sapa warga serta diskusi formal maupun informal. Kerangka pendekatan semacam itu sangat penting agar program Nawa Bhakti Nurochman-Heli terealisasi dengan mulus.

Salah satu hal yang paling mencolok tersumbatnya saluran aspirasi masyarakat saat merumuskan kebijakan anggaran keuangan daerah atau APBD. Terlebih menyangkut urusan keperluan pedagang pasar. “Maka saya akan membentuk musrenbang khusus warga pasar. Sehingga apa yang menjadi kebutuhan pedagang pasar bisa ditampung dan diwujudkan dalam kebijakan. Kalau ini dilakukan setiap tahun menjelang pembuatan APBD, maka sangat SAE,” imbuh Cak Nur.

Menanggapi keluhan pedagang pasar, Cak Nur mencanangkan perbaikan pengelolaan pasar yang saat ini berada di bawah kendali Unit Pengelolaan Teknis (UPT). Pihaknya pun akan mengubah tata kelola pasar dari suatu UPT menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

“Masalah pasar hari ini lebih pada pengelolaannya. Kalau UPT ada keterbatasan wewenang dan anggaran. Karena itu tidak mampu menjangkau seluruh kebutuhan pasar, sementara aktivitas jual beli harus berjalan,” terang Cak Nur.

Lain halnya ketika pengelolaan pasar dijalankan oleh perusahaan milik daerah, seperti BUMD. Mengingat alokasi anggaran dan wewenang yang dimiliki lebih besar dibandingkan UPT. Sehingga dengan dibentuknya perusahaan daerah dapat diiringi pula dengan peningkatan fasilitas layanan, seperti lift barang. Ini untuk memudahkan pedagang mengangkut barang dagangannya menuju lantai atas. Serta, BUMD juga dapat menjadi berfungsi membimbing pedagang pasar menjual melalui onlineshop.

“Monggo pedagang juga bisa memberikan aspirasi demi kemajuan pasar, dikelola secara profesional. Semua itu bisa dilakukan kalau ada intervensi dari pemerinta. Kita juga akan buat terobosan kerja sama dengan biro perjalanan wisata. Itulah namanya kebijakan,” ujar Cak Nur.

Sementa cawawali, Heli Suyanto menambahkan, salah satu upaya lain untuk meningkatkan perekonomian pasar adalah dengan menggandeng sektor pariwisata. “Kami akan mengupayakan agar pasar tidak hanya kelewatan wisatawan tapi bisa menjadi tempat singgah dan jadi destinasi wisata yang ramai dikunjungi,” katanya.

Heli yang merupakan putra asli Desa Sumber Brantas, menegaskan bahwa koalisi NH bukan hanya koalisi politik, melainkan juga koalisi masyarakat. “Kami memiliki darah dan jiwa untuk mengabdi kepada Kota Batu. Ini bukan soal mencari jabatan semata. Kalau hanya ingin jabatan, menjadi anggota DPRD sudah cukup bagi kami. Tapi kami ingin lebih dari itu, yaitu membangun Kota Batu agar lebih gemah ripah loh jinawi,” ujarnya.

Berita Terkini

Arikel Terkait