Stok Migor Melimpah, Daya Beli Masyarakat Merosot

MALANGVOICE– Ketersediaan minyak goreng di Kota Batu dipastikan aman hingga Lebaran 2025. Mengingat pasokan migor masih melimpah baik di kalangan pedagang maupun distibutor. Sehingga dijamin dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Seperti yang terlihat di CV Atom, distributor migor yang berada di Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Terdapat berbagai merk migor yang disediakan. Antara lain, Minyak Kita, Sanco, Minyak Cap Kuda, Minyak Nasgor hingga minyak curah. .

Pemilik CV Atom, Tony Surya Hartanto menuturkan, pada Ramadan kali ini harga migor masih stabil. Harga migor curah per kilogram Rp18.200. Sementara Minyak Kita dibanderol Rp15 700 per liter sesuai harga eceran tertinggi (HET). Dalam sehari gudang miliknya bisa menampung 10 ton migor berbagai merk.

Proyek Drainase Rp32 Miliar di Suhat Malang, Komisi C Desak Minimalisir Dampak Negatif

“Tidak ada kenaikan harga signifikan. Dalam satu hari, kalau Minyak Kita permintaan bisa sampai 1.000 karton untuk Kota Batu saja,” ungkapnya.

Disisi lain, Tony juga mengungkapkan bahwa daya beli masyarakat di momen Ramadan tahun ini menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, apalagi Ramadan sebelum Covid-19 melanda.

“Daya beli masyarakat turun, tidak seperti Ramadan biasanya. Bahkan ini jelang Lebaran permintaan minyak masih biasa-biasa saja, normal-normal saja, belum ada peningkatan yang berarti,” ungkap dia.

Di Ramadan-ramadan sebelumnya, apalagi sebelum Covid 19, Tony mengungkapkan apabila sudah memasuki pertengahan Ramadan seperti sekarang ini permintaan migor pasti meningkat. Namun hal tersebut belum ditemuinya di momen Ramadan kali ini.

“Daya beli masyarakat turun, ini bisa dilihat ketika kami dilibatkan di event Pasar Murah, dimana harga migor dibanting dengan harga Rp14.700, kami bawa 9.000 liter namun yang terjual tak sampai separuhnya. Padahal di Ramadan dulu, ketika bawa 9.000 liter pasti kurang,” bebernya.

Menurutnya, turunnya daya beli masyarakat itu dipengaruhi sejumlah faktor. Salah satunya belum benar-benar pulihnya perekonomian pasca pandemi Covid-19.

“Sekarang ini barang apa-apa mahal. Kemudian ada efisiensi anggaran juga. Mungkin ini sedikit banyak turut menjadi salah satu pengaruh daya beli masyarakat menurun,” tutupnya.(der)

spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait