Stadion Gajayana Bakal Di-upgrade, Pemkot Malang Buka Peluang Hadirkan Museum Sejarah

MALANGVOICE – Stadion Gajayana di jantung Kota Malang tak hanya bersiap di-upgrade dari sisi fasilitas, tetapi juga diproyeksikan menjadi pusat literasi sejarah. Pemerintah Kota Malang membuka peluang menghadirkan museum di stadion tertua di Indonesia tersebut.

Gagasan ini mengemuka setelah terbitnya buku Satu Abad Stadion Gajayana. Buku setebal 550 halaman itu menjadi catatan panjang perjalanan Stadion Gajayana sejak era kolonial hingga hari ini. Menariknya, buku tersebut ditulis oleh 40 penulis dengan latar belakang beragam, mulai dari sejarawan, budayawan, akademisi, arsitek, hingga praktisi olahraga.

Dishub Kota Malang Kumpulkan Rp11 Miliar dari Retribusi Parkir

Wakil Wali Kota Malang, Ali Muthohirin, menilai buku tersebut sebagai wujud kolaborasi apik elemen masyarakat Kota Malang. Bagi dia, buku itu bukan sekadar karya intelektual, tetapi juga warisan pengetahuan untuk generasi mendatang.

“Sejarah stadion ini penting untuk dijaga, dipertahankan, dan tidak dialihfungsikan menjadi pusat bisnis,” kata Ali, Rabu (24/12).

Ali menegaskan, Pemkot Malang berkomitmen merawat sarana dan prasarana Stadion Gajayana agar tetap menjadi ruang publik yang benar-benar bisa dimanfaatkan masyarakat. Ia juga menekankan fungsi stadion harus tetap berpihak pada kepentingan warga Kota Malang.

Lebih jauh, Ali membuka peluang pembangunan museum di Stadion Gajayana. Ide tersebut, menurutnya, muncul sebagai salah satu masukan penting setelah penerbitan buku Satu Abad Stadion Gajayana.

“Kami akui kondisi keuangan saat ini belum memungkinkan. Tetapi ke depan, museum ini bisa menjadikan Stadion Gajayana sebagai pusat literasi dan sejarah, sekaligus menegaskan keberadaannya sebagai stadion tertua dan pertama di Indonesia,” ujarnya.

Sebagai informasi, Stadion Gajayana bukan sekadar bangunan olahraga. Stadion yang dibangun pada 1924–1926 ini menjadi saksi bisu berbagai peristiwa penting, mulai dari era kolonial Belanda, pendudukan Jepang, perjuangan kemerdekaan, hingga perkembangan sepak bola di Malang.

Stadion Gajayana tercatat sebagai stadion tertua yang masih berdiri kokoh dan hingga kini tetap aktif digunakan. Tempat ini pernah menjadi lokasi penyerahan kekuasaan Belanda kepada Jepang pada 1942, markas militer rakyat Malang saat Agresi Militer Belanda I, hingga arena pidato Bung Tomo yang membakar semangat perjuangan rakyat.

Dengan rencana peningkatan fasilitas dan wacana pembangunan museum, Stadion Gajayana diharapkan tak hanya hidup sebagai ruang olahraga, tetapi juga sebagai penjaga ingatan sejarah Kota Malang.(der)

Berita Terkini

Arikel Terkait