Sri Mulyani dan Nadiem Makarim Beri Pemahaman Literasi Keuangan ke Siswa

KM 5 yang digelar secara daring atau virtual. (Istimewa)

MALANGVOICE – Pemahaman tentang literasi keuangan kembali digelar Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI tahun ini. Kemenkeu Mengajar edisi kelima (KM 5) ini dilakukan secara daring.

Para peserta pun kini tidak dibatasi dari jenjang SD saja, melainkan dari SMP dan SMA sederajat maupun swasta ikut ambil pelajaran tersebut, Senin (30/11).

KM 5 tahun ini turut menggandeng Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim. Program ini diikuti 84 sekolah tersebar di 52 kota/kabupaten, 19 Provinsi, hingga 1 di Malaysia.

KM 5 merupakan program Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang bersifat kesukarelaan. Para relawan terdiri dari panitia pusat 53 orang, fasilitator 104 orang, pengajar 954 orang dan dokumentator 153 orang.

Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani menjelaskan bagaimana proses kerja dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Peserta diajak mengetahui bagaimana uang negara dikumpulkan dan dibelanjakan.

Ia mengibaratkan proses pengumpulan iuran dan pembelanjaan oleh organisasi siswa di sekolah.

“Uang ini dikumpulkan untuk menjadi pendapatan negara yang dipakai belanja negara,” tuturnya.

Ia membeberkan beberapa jenis belanja negara seperti belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, belanja sosial, subsidi, dan bunga utang.

“Orang yang bekerja atau mempunyai pendapatan, sebagian pendapatannya dibayar untuk pajak,” katanya.

Untuk diketahui, di Malang Raya, KM 5 melibatkan lima sekolah yakni SDN Bareng 3 Kota Malang, SDN Tunjungsekar 1 Kota Malang, SDIT Ahmad Yani Malang, SMP Negeri 1 Lawang dan SMA Negeri 3 Malang. Tahun lalu Kemenkeu Mengajar di Malang Raya dilakukan di 14 SD.

Kepala SMAN 3 Malang, Asri Widiapsari, menyampaikan kegiatan ini contoh baik karena mengedukasi seputar literasi keuangan sejak dini kepada pelajar.

“Anak-anak bisa termotivasi untuk bergabung ke Kementerian Keuangan misalnya. Ini juga digerakkan relawan, pribadi, bisa memotivasi anak-anak,” jelasnya.

Pihaknya bersyukur karena SMAN 3 Malang pertama kali terpilih oleh panitia seleksi Pisa untuk berkolaborasi mengirimkan delegasi siswanya.

Ketua Rombongan Belajar (Rombel) SMAN 3 Malang, Rizky Citra Anugerah, mengaku sangat terkesan dan termotivasi dari Sri Mulyani dan Nadim Makarim.

Rizky menuturkan betapa Sri Mulyani begitu cerdas menyampaikan materi keuangan dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami anak muda.

“Ini menambah pemahaman kontekstual saya mengenai apa yang sedang terjadi dengan perekonomian Indonesia dan dunia, dan apa yang sudah pemerintah lakukan selama ini,” tukasnya.

Sementara itu, Relawan Fasilitator KM 5 di SMA N 3 Malang Okky Verizky Nobelta menguraikan sejumlah relawan pengajar datang dari berbagai daerah di penjuru tanah air.

“Tentu ini semua berkah dari pandemi, dimana belajar tanpa tatap muka bisa berjalan dengan efektif dan interaktif,” pungkasnya.

Okky menilai antusiasme siswa di Malang Raya mengikuti program KM 5 cukup tinggi. Program sukarelawan ini menjadi titik temu dengan spirit perjuangan pelajar tentang penguatan literasi keuangan di Indonesia.(der)