Sopir Angkot Mengaku Tak Puas Jawaban Pemkot Malang

Angkot Mogok Jalan

Para sopir Angkot menggelar aksi di depan Balai Kota Malang. (Miski)

MALANGVOICE – Ratusan sopir Angkot dan taksi menggelar aksi di depan Balai Kota Malang, Selasa (26/9).

Mereka memarkir kendaraannya di depan Balai Kota Malang dan mengular sepanjang jalan dari arah Stasiun Kota Baru.

Di sisi lain, para penumpang yang sejatinya menunggu angkot pun terlantar. Beruntung aksi relawan dan kendaraan pemerintah dioperasikan, sehingga penumpang perlahan berhasil diantar sampai tujuan.

Aksi yang berlangsung sejak pukul 09.00 WIB ini pun berhasil mendatangkan Wakil Wali Kota Malang, Sutiaji. Setelah sebelumnya dilakukan pertemuan di ruang Tumapel Balai Kota Malang.

Mantan anggota DPRD ini menemui para sopir dan akan menampung semua aspirasi.

“Saya belum bisa memutuskan. Besok kami tindaklanjuti dengan pertemuan lanjutan,” katanya.

Jawaban tersebut dinilai kurang memuaskan. Pasalnya, tidak sesuai harapan dari sopir konvensional.

“Pastinya kecewa. Jawaban yang kami inginkan justru tidak ada kejelasan. Disuruh menunggu sama pak Sutiaji,” ungka Agus, sopir jurusan AJG ini.

Para sopir Angkot menggelar aksi di depan Balai Kota Malang. (Miski)

Jawaban tersebut tidak jauh berbeda dari beberapa bulan lalu. Di mana ratusan sopir juga turun jalan terkait keberadaan taksi dan ojek online.

Dikatakan Agus, pemerintah tidak tegas atas permasalahan ini. Padahal, sopir Angkot dan taksi merupakan rakyat kalangan menengah ke bawah yang butuh makan setiap harinya.

Atas beredarnya taksi dan ojek online, penghasilan setiap harinya menurun drastis. Dari biasanya bisa membawa uang sekitar Rp 80 ribu. Namun, beberapa bulan terakhir hanya kisaran Rp 20 ribu.

“Kadang, penghasilan kami tidak cukup untuk bayar setoran tiap harinya,” aku dia. Agus menyetor uang Rp 70 ribu tiap harinya.

Sopir lain berharap ada solusi yang nantinya diberikan pemerintah. Pihaknya terus merugi atas keberadaan taksi dan ojek online.

Kendati demikian, sopir taksi Citra ini tidak menyampaikan secara tegas agar keberadaan taksi dan ojek online dilarang.

“Kan sama-sama cari nafkah. Intinya solusi terbaik buat kami. Kami bisa cari nafkah, mereka juga demikian,” pungkas dia sembari meminta namanya tidak ditulis.(Der/Yei)