SMKN 6 Malang Berhasil Raih Perunggu di Ajang IFINOG 2019

Tim Eco Brick SMKN 6 Malang. (Lisdya Shelly)

MALANGVOICE – Wakili Jawa Timur dalam ajang International Festival of Innovation on Green Technologi (IFINOG) 2019, yang diselenggarakan di Pahang University of Malay, SMKN 6 Malang berhasil sabet perunggu.

Dalam ajang yang digelar pada 19 hingga 21 April tersebut, SMKN 6 Malang yang mengusung konsep “Utilizing Plastic Bottle Wasteto Replace Brick” atau botol plastik sebagai pengganti batu bata, sempat diragukan oleh para juri.

Sebab, dikatakan Pembimbing Tim Eco Brick Sulaiman Sulang, bahan baku yang dibuat oleh timnya sangat berbahaya dan mudah terbakar. Selain itu, botol juga dinilai tidak bisa menampung banyak beban dibandingkan dengan batu bata.

“Sempat diragukan karena bahan bakunya, kalau batu bata akan nggak mudah terbakar tetapi botol plastik sangat mudah. Namun, setelah melihat isi dalam botol, mereka sangat kaget,” paparnya kepada awak media, Rabu (24/4).

Pria yang akrab disapa Sule itu pun juga menjelaskan, botol tersebut diisi dengan sampah plastik yang telah dicampur dengan air dan lem rajawali. Sehingga, sedikit lebih kuat. Untuk konsep yang dibuat, ia menjelaskan, timnya membuat bangunan pos berukuran 3 kali 3 meter, dengan hanya menggunakan 800 botol.

“Dalam ajang tersebut ada tiga kategori, yakni prototipe, produk dan ide. Nah, tim kami menang di kategori ide. Para juri sangat menghargai ide kami,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Tim Eco Brick, Leonardo Benito Maspaitella menjelaskan, ide pembuatan bangunan dengan menggunakan botol, yakni untuk mendukung pemerintah dalam program mengeliminasi sampah di laut sebesar 70 persen pada tahun 2025 mendatang.

“Kami mendukung program pemerintah dalam hal pengurangan sampah. Untuk itu, kami membuat bangunan dari sampah botol dan plastik yang telah kami kumpulkan di sekitar sekolah,” jelasnya.

Siswa kelas X Desain Pemodelan Informasi Bangunan (DPIB) tersebut juga menjelaskan, bahwa tim yang terdiri dari empat siswa tersebut hanya memiliki waktu tiga pekan untuk menyiapkan, mulai dari bahan baku hingga pengurusan paspor.

“Awalnya kami nggak tahu kalau ada lomba ini. Kemudian ada Dosen UB datang ke Pak Sule, kemudian Pak Sule iseng daftar dan diterima. Itu waktunya tiga pekan, kami ngebut pembuatan. Ide pun kami awalnya juga iseng,” tandasnya.

Perlu diketahui, Tim Eco Brick terdiri dari Leonardo Benito Maspaitella kelas X DPIB, Renaldi Susilo kelas XI DPIB, Nisrina Daiva kelas X TKJ dan Fadillah Nur Azizah kelas X Sistem Informatika Jaringan dan Aplikasi (SIJA).

Sedangkan dari Indonesia, sebanyak 14 tim ikut ajang tersebut, dengan menyabet tiga emas, empat perak, dan sisanya perunggu. (Der/Ulm)