Smarthealth Audensi ke Pemkab Malang, Sanusi: Program ini Seirama dengan Layanan Kesehatan Kami

Plt Bupati Malang HM Sanusi saat menerima rombongan UB di Peringgitan Pendopo Agung Jalan Agus Salim Kota Malang. (Istimewa).

MALANGVOICE – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang menerima audiensi dari Smarthealth Universitas Brawijaya di Ruang Kerja Bupati Malang, Pendopo Agung Kabupaten Malang, Senin (17/6).

Dalam acara ini, rombongan yang dipimpin oleh Direktur Rumah Sakit Universitas Brawijaya, dr. Sri Andarini, diterima langsung oleh Plt Bupati Malang HM Sanusi.

Dikesempatan ini, Sanusi mendukung penuh program yang digagas Universitas Brawijaya (UB) yang bekerjasama dengan George Institute Austalia dalam upaya menurunkan angka penderita penyakit hipertensi di Kabupaten Malang.

“Program ini seirama dengan tugas pelayanan dasar Pemerintah Kabupaten Malang di bidang pendidikan dan kesehatan,” ungkapnya.

Untuk itu, lanjut Sanusi, jika melihat dari sebuah paparan yang dilakukan oleh Direktur RSUB, bahwa diketahui program Smarthealth ini sangat urgent sehingga Pemkab harus berusaha turut serta mendukung dalam upaya menekan penurunan angka penderita hipetensi.

”Untuk anggaran coba di kolaborasikan oleh pihak UB dari pendanaan George Institute, semoga agar bisa dimintakan lagi. Nanti kurangnya dari APBD, dan kurangnya lagi dimintakan ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Karena jika dibiarkan bisa resiko terjeleknya penyakit stroke dan syaraf mata,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur RSUB Sri Andirini menyampaikan, program Smarthealth ini berdasarkan ingin membantu masyarakat khususnya yang ada di wilayah Kabupaten Malang untuk menyelesaikan masalah terkait penyakit hipertensi.

“Dari hasil penelitian di empat desa di Kabupaten Malang, yaitu Desa Sidorahayu Wagir, Sepanjang Gondanglegi, Karangduren Pakisaji, dan Desa Kepanjen, tercatat penderita hipertensi diantara usia 45-49 tahun,” ungkapnya.

Untuk itu, lanjut Sri, pihakanya ingin mengembangkan program Smarthealth bersama George Institute yang sudah terlaksana sejak tahun 2016 lalu. Selama ini, tercatat sebanyak 24 ribu orang yang sudah diperiksa sehingga bisa melihat berapa jumlah yang menderita dan beresiko tinggi.

“Kami ingin memperluas lagi dari empat desa hingga bisa mencakup 100 desa. Mudah-mudahan George Intitute ini mau mendanai lagi, syukur-syukur bisa ke seluruh desa/kelurahan se Kabupaten Malang,” tandasnya. (Hmz/ulm)