MALANGVOICE – Penemuan situs purbakala di kawasan pembangunan Tol Malang-Pandaan (Mapan) menggemparkan publik. Hasil temuan, beberapa struktur bangunan terlihat sama, berupa susunan batu bata.
Arkeolog Balai Pelestarian Cagar budaya (BPCB) Jawa Timur (Jatim) Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan, sejak dilakukan ekskavasi situs yang dimulai pada Selasa (12/3) lalu, hingga saat ini telah ditemukan beberapa struktur bangunan baru di luar titik awal penggalian. Situs Sekaran ini seperti menyerupai desa kuno pra-Majapahit.
“Kami menemukan tatanan bata yang tidak menyatu dalam satu tempat. Sementara, kami mengira situs ini sebuah desa kuno diera pra-Majapahit,” ungkapnya.
Namun, lanjut Wicaksono, pihaknya akan terus melakukan ekskavasi hingga 21 Maret 2019 mendatang, guna memperdalam pengumpulan data penunjang lainnya untuk menentukan periodisasi situs tersebut.
“Sampai sekarang kita belum menemukan artefak penyerta untuk memastikannya. Kami memperpanjang waktu ekskavasi, hingga 21 Maret nanti. Sebenarnya hari ini (Selasa 19/3, red) selesai, karena ada kemajuan cukup besar, maka kami menambah waktu penggalian,” jelasnya.
Namun, tambah Wicaksono, pihak BPCB belum memastikan periodesasi bangunan purbakala di Sekarpuro. Akan tetapi, jika dilihat dari tatanan batu bata yang ditemukan bagian depan diyakini menghadap ke timur atau Gunung Semeru, sementara bagian belakang mengarah ke Gunung Kawi atau barat laut.
“Jika dilihat dari posisinya, tatanan batu bata ini menghadap ke Gunung Semeru dan belakangnya Gunung Kawi. Penemuan ini, apa komplek peribadatan atau petirtaan, pemukiman, masih kami dalami,” pungkasnya.
Hingga saat ini, pihak BPCB Jawa Timur masih terus melakukan penggalian (Ekskavasi) situs Sekaran ini untuk memastikan bentuk dan periodisasi struktur bangunan yang ditemukan. (Der/Ulm)