Seni Jaranan dan Barong Ramaikan Coban Rais Festival

Penampilan Jaran Trinil, Sanggar Turonggo Madyo di Wana Wisata Coban Rais, Oro-Oro Ombo, Kota Batu, Minggu (11/2). (Aziz/Mvoice)
Penampilan Jaran Trinil, Sanggar Turonggo Madyo di Wana Wisata Coban Rais, Oro-Oro Ombo, Kota Batu, Minggu (11/2). (Aziz/Mvoice)

MALANGVOICE – Festival Coban Rais, di Desa Oro-Oro Ombo Kota Batu, Minggu (11/2) berlangsung meriah. Ratusan wisatawan dibuat takjub kesenian Jaran Trinil, Barong Sembur dari Sanggar Turonggo Madyo dalam ajang yang digelar Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu ini.

Berpusat di area Parkir Coban Rais, festival dibuka dengan musik karawitan dari Sanggar Bina Mustika. Beberapa menit kemudian, aksi Jaran Trinil yang ditarikan oleh para 8 perempuan cantik. Mereka menari sambil membawa kuda lumping. Tarian ini sengaja ditarikan oleh para wanita. Tujuannya menghilangkan image, bahwa tari kuda lumping identik dengan kesurupan.

“Jaran itu kan kuda, trinil yakni lincah, cantik, dan endel. Nah dalam pertunjukkan ini memang sengaja menampilkan kesenian murninya, supaya wisatawan tidak memandang bahwa jaranan terkesan dengan kesurupan,” jelas Agus Mardianto, pencipta tari Jaran Trinil.

Selanjutnya, giliran Barongan Sembur beraksi dengan pertunjukan tarian apinya. Ada enam barongan yang diperankan oleh pria. Tentu pengunjung dibuat kagum. Sebab, barongan tampil menarik, yakni dapat menyembutkan api melalui mulut barongan.

“Ini mejadi ciri khas barong naga di Batu. Keunikan karakter tersendiri, full sembur. Ya untuk menarik perhatian dan minat masyarakat lebih cinta budaya. Kalau orang cinta pasti belajar,” imbuhnya kepada MVoice.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disparta Kota Batu Imam Suryono menjelaskan kegiatan ini merupakan pemberdayaan masyarakat disekitar destinasi khususnya di Wana Wisata Coban Rais, Oro-Oro Ombo. Untuk memberikan kesempatan pelaku dan kelompok seni agar terus berkreasi. Sehingga tidak sampai mati suri.

“Tujuannya melestarikan seni tradisional nusantara. Kelompok seni saat ini ada 33 kelompok. Diberikan kesempatan tampil supaya terus lestari,” ujar Imam saat ditemui disela-sela acara.

Festival yang pertama kali digelar ini dikemas total kesenian tradisional bukan tanpa tujuan. Misi utamanya tidak lain guna terus menarik kunjungan wisatawan.

“Sehingga datang gak hanya selfie-selfie saja. Tapi kami berikan kesempatan untuk ikut melestarikan kebudayaan Indonesia,” sambung Imam.

Imam menambahkan, festival serupa bakal menjadi kalender tahunan. Tidak hanya di Coban Rais, namun di beberapa desa lainnya. Agar mengemas dan memadukan kesenian dengan upacara adat desa setempat.

“Nantinya festival kesenian digabungkan dengan upacara adat seperti selamatan desa digabungan agar layak jual,” tutupnya.(Der/Aka)