Sempat Vakum 14 Tahun, Semprit ‘Bu Nurul’ Masuk Produk Unggulan IKM Jatim

Produk Semprit Bu Nurul (Lisdya/MVoice)
Produk Semprit Bu Nurul (Lisdya/MVoice)

MALANGVOICE – Kerja keras dan pantang menyerah pantas disematkan kepada rumah industri pembuatan jajan semprit di Kota Malang. Karena itu usaha milik Nurul yang berdiri sejak 1960 ini tak pernah sepi pesanan.

Dengan merek Bu Nurul, jajanan tradisional ini mampu bersaing hingga sekarang. Bahkan sudah memiliki 7 kios di Pasar Besar Malang. Namun, sempat mengalami goncangan, pasalnya pada saat itu terjadi kebakaran pada tahun 2003 silam. Kejadian itu memaksa produksi semprit berhenti.

“Iya dulu kebakaran, akhirnya kami memutuskan berhenti saat itu,” ujar Marketing sekaligus Nurul, Novita Amalia saat ditemui di rumah produksi semprit. Rabu (17/1).

Setelah 14 tahun berlalu, Novita memutuskan untuk membuka kembali usaha yang sempat berhenti tersebut. “Kami mulai berjalan lagi itu tahun kemarin, saya ganti brand karena dulu punya nenek saya, terus saya mengurus ke Dinas Koperasi dan mengganti dengan nama Bu Nurul,” imbuhnya.

Selama setahun berjalan, produk semprit Bu Nurul terus merangkak naik. Bahkan dalam sebulan, omzetnya bisa mencapai Rp 7 juta. Selain itu, produk tersebut dia titipkan ke beberapa toko oleh-oleh Kota Malang dengan harga kisaran Rp 20 ribu hingga Rp 75 ribu.

Semprit Bu Nurul kini masuk dalam produk unggulan IKM Jatim. Novita berharap produknya bisa terus laris dan diterima masyarakat.

“Karena ini rumah produksi jadi yang mengerjakan hanya ibu, adik saya dan satu pembantu. Ini sudah masuk produk unggulan IKM Jatim karena memproduksi makanan halal dan pembuatannya masih tradisional,” tutupnya.(Der/Aka)