MALANGVOICE– Ada yang unik dan berbeda pada alat peraga kampanye (APK) yang dipasang paslon Kris Dayanti-Kresna Dewanata Prosakh (KriDa). Lazimnya, APK berupa banner berbentuk persegi, namun paslon yang diusung PDIP-NasDem mendesain banner APK-nya berbentuk segitiga. Hal itu merupakan strategi tim kreatif KriDa agar tampil unik dan menarik perhatian pengguna jalan.
Cawawali Kota Batu, Kresna Dewanata Prosakh mengatakan, APK berbentuk segitiga itu banyak di dipasang di tiap jalan-jalan. Bahkan, tak sedikit para pengguna jalan yang kagum dan memberikan apresiasi atas bentuk banner APK yang berbeda dari lainnya.
“Tentu saja ini hasil kerja cerdas dari tim designer dalam strategi kreatif. Ini membuat banner model segitiga ini sangat berhasil,” katanya.
Meriahkan Rangkaian HUT Batu, Pemdes Bumiaji Gelar Liga Anak SD/MI
Diketahui bentuk banner segita memiliki arti dan filosofi diantaranya 1. Segitiga adalah konstruksi paling stabil, 2. Perlambang tiga kecamatan di Kota batu dan terakhir nomor 3 adalah nomer pasangan KriDa.
“Dengan banner segitiga ini diharapkan masyarakat Kota Batu selalu teringat akan nomor 3 yakni milik Paslon Krida,” imbuhnya.
Selain itu dikatakan pula selain pemasangan banner segitiga ini Krida juga memiliki sesuatu gerakan rejuvenasi (peremajaan) sektor pariwisata di Kota Batu. Hal itu dilakukan agar pariwisata Kota Batu tidak stagnan sehingga bisa tetap bersaing dengan daerah-daerah lainnya.
“Karena ada gejala stagnasi pariwisata Kota Batu apalagi persaingan semakin tinggi dari Kota lain, maka konsep inilah yang akan kita garap saat kami terpilih menjadi wali kota dan wakil wali kota nantinya,” terangnya.
Disampaikan jika rejuvenasi pariwisata Kota Batu adalah program yang pada dasarnya berkaitan dengan penetapan arah pembangunan pariwisata. Dalam jangka panjang, yang mewajibkan prinsip-prinsip pembangunan pariwisata berkelanjutan.
Diadopsi sebagai landasan filosofis fundamental bagi proses perencanaan. Artinya, hanya pilihan pariwisata Kota Batu yang memenuhi kebutuhan penduduk dan pengunjung, melestarikan aset budaya dan alam dan menguntungkan secara ekonomi yang harus menjadi tujuan.
Ada dua hal mendasar tentang proses rejuvenasi pariwisata Kota Batu yang tercermin dalam pedekatan yang dijelaskan antara lain. Pertama, pencapaian tujuan pariwisata berkelanjutan bergantung pada keterlibatan masyarakat secara aktif, untuk bersedia bekerjasama dengan pemangku kepentingan industri dan lembaga pemerintah terkait.
Kedua, pendekatan “seluruh destinasi skala kota” yang mencakup integrasi pariwisata dengan sektor ekonomi lainnya beserta pemahaman tentang hubungan timbal balik dan sinergi antara dimensi sosial-budaya dan lingkungan. Pihaknya memahami bahwa keberhasilan pariwisata sebuah kota, tidak bisa dilepaskan dari dukungan struktur manajemen pariwisata yang terpadu, termasuk integrasi kebijakan pariwisata, perencanaan jangka panjang, pengembangan produk, dan pemasaran yang efektif.
“Pendekatan manajemen pariwisata yang menyeluruh juga akan menghasilkan kemitraan sektor swasta dan masyarakat yang kuat dan saling mendukung yang didorong oleh strategi dan kebijakan pariwisata bersama,” pungkasnya.(der)