Seberapa Bahaya AC Mobil? Ini Penjelasannya!

ilustrasi. (steemit.com)

MALANGVOICE – Kerap kali kita melihat berita terkait meninggalkannya seseorang di dalam mobil. Lantas apa penyebabnya?

Dikutip dari Healthline, menggunakan Air Conditioner (AC) di dalam mobil sebenarnya tidak selamanya baik. Ternyata AC yang dinyalakan di dalam mobil yang tidak bergerak menyebabkan kematian pada seseorang.

Hal ini dikarenakan menumpuknya gas karbon monoksida (CO) di dalam mobil, dan membuat seseorang keracunan hingga meninggal. Karbon monoksida yang terserap ke dalam tubuh menyebabkan kadar oksigen di dalam tubuh berkurang sehingga haemoglobin kesulitan untuk mendapatkan pasokan oksigen yang cukup untuk bisa diedarkan ke seluruh tubuh.

Akibatnya, tubuh pun menjadi kekurangan oksigen termasuk organ paru-paru dan otak sendiri. Tubuh yang kekurangan oksigen akan menjadi lemas, dan lama-kelamaan akan menyebabkan kematian pada sel.

Dalam beberapa kasus orang yang sempat diselamatkan biasanya sudah terjadi kerusakan pada otak dan sistem syaraf serta menyebabkan korban merasa sakit kepala, mual, dan muntah. Hal itu akan berpengaruh pada sikap dan tingkat kecerdasan, menyebabkan terjadinya keterlambatan pertumbuhan. Sebab, jarang sekali orang yang terpapar karbon monoksida bisa terselamatkan.

Selain kandungan karbon monoksida, di dalam mobil juga terdapat senyawa Benzene, yakni toksin atau racun yang dapat menyerang organ-organ penting di dalam tubuh seperti hati, jantung, paru-prau, ginjal, bahkan hingga ke otak dan menyebabkan kerusakan pada struktur makromolekul (kromosom) berisi DNA yang merupakan unsur penting dalam tubuh, berperan untuk penurunan genetik dan sifat seseorang pada keturunannya.

Toksin benzene ini dipancarkan oleh perangkat mobil seperti UC, dashboard, sofa, termasuk AC. Tingkat benzene semakin meninggi apabila suhu ruangan di dalam mobil meningkat. Tingkat benzene yang masih dapat diterima di dalam ruangan ialah 50 mg/sq ft.

Orang yang menghirup benzene dalam jumlah yang sedikit (low level) dapat menyebabkan pusing, denyut jantung menjadi lebih cepat, sakit kepala, mengantuk, gemetar, kebingungan, sampai kehilangan kesadaran.

Efek jangaka panjangnya dapat menyebabkan kerusakan pada bagian sumsum tulang dan menurunkan sel darah merah sehingga bisa menimbulkan anemia.

Selain itu, terhirup benzene juga bisa menyebabkan perdarahan menjadi lebih banyak sampai penurunan sistem kekebalan tubuh yang akhirnya membuat orang rentan terkena berbagai macam penyakit, tubuh jadi mudah terserang infeksi.

Beberapa penyakit serius yang merupakan efek terpapar benzene adalah penyakit gangguan darah seperti leukimia ataupun penyakit pra-kanker darah. Pada kasus high level atau sudah terlalu banyak menghirup benzene bisa menyebabkan kematian. (Der/Ulm)