Sebagai Kota Wisata, Kota Batu Butuh Generasi yang Memiliki Soft Skill Berkomunikasi

Anak dilatih berkomunikasi di hadapan publik untuk mengaktulisasikan gagasan dan perasaannya di hadapan publik. Hal itu untuk mengasah soft skill berkomunikasi anak. (istimewa)

MALANGVOICE – Setiap fase tumbuh kembang anak-anak tak lepas dari daya imajinasi yang berperan penting bagi perkembangannya.

Daya imajinasi membantu anak memahami konsep emosi dan mengasah aspek kognitif. Dua aspek ini pun akan mempengaruhi perilaku anak saat bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya.

Untuk itu sebuah soft skill perlu ditanamkan dan ditingkatkan sejak usia dini. Salah satunya kemampun berbicara menyampaikan perasaan dan gagasan anak. Soft skill juga mengasah kemampuan anak agar memiliki rasa empati.

Sebuah usaha rintisan CaraBicara Talenta mengajak orang tua agar mengasah soft skill anak. Founder & CEO CaraBicara Talenta, Danar Indra menuturkan, kemampuan berkomunikasi berperan penting menentukan kesuksesan anak.

“Tanpa dibarengi skill komunikasi yang mumpuni, meski seseorang memiliki kemampuan yang handal, tetap saja akan kesulitan menyampaikan gagasannya,” tutur Danar.

Sebagai langkah awal, usaha yang baru dirintisnya itu, memfasilitasi anak-anak Kota Batu berlatih berkomunikasi. Dengan didampingi orang tuanya, anak-anak dilatih berani tampil berkomunikasi menyampaikan ide dan perasaannya di depan publik.

“Kemarin (Minggu, 10/7), kami menggelar pelatihan komunikasi bagi puluhan anak Malang Raya di Lippo Plaza Kota Batu. Kami menyasar anak usia dini karena mudah dipacu dan diajak belajar,” tutur Danar.

Menurutnya, orang tua juga perlu bijak dan memahami setiap fase tumbuh kembang agar anak memiliki kepercayaan diri. Apalagi, lanjut dia, soft skill komunikasi sangat dibutuhkan untuk menunjang potensi industri pariwisata Kota Batu. Semisal ketika nantinya terjun menekuni profesi pemandu wisata yang membutuhkan kecakapan berkomunikasi.

“Ini peluang besar, sayang sekali kalau warga Kota Batu melepaskan kesempatan ini. Harapannya, dengan mengasah soft skill, anak-anak ini bisa menjadi raja kecil dengan segala potensi Kota Batu,” papar dia.

Ia menambahkan, kecakapan berkomunikasi berpeluang menciptakan lapangan kerja baru. Semisal content creator ataupun digital marketing yang ditampilkan melalui platform media sosial. Tentunya hal itu membutuhkan kecakapan komunikasi dan kreativitas. Perpaduan itu pun harus dipacu agar Kota Batu menjadi pusat daya tarik wisata.

“Makanya passion anak harus dipantik agar mereka mampu mengaktualisasikan potensi dirinya. Kalau anak membuat atau melihat konten, orang tua sebaiknya mengarahkan pada hal positif,” tukas dia.(der)