Satu Ruang, Cipta dan Baca Puisi On The Spot

Salah satu sastrawan saat membacakan puisinya (fathul)

MALANGVOICE – Komunitas Sastra, Teater, dan Film: Satu Ruang, menggelar diskusi dan workshop mencipta puisi sambil ngobrol di Pendopo Agung Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu. Di sana, belasan siswa hadir untuk belajar menulis dari sastrawan Kota Batu.

“Seluruh puisi yang ditulis di sini akan kami kumpulkan guna penerbitan. Tapi tetap melalui proses kurasi agar puisi yang diterbitkan bagus,” ungkap Sekjend Dewan Kesenian Kota Batu, Achmad Rifai, kepada MVoice.

Lelaki yang dikenal dengan nama Mad Berlin ini berharap, penulisan puisi akan membawa budaya yang berbeda. Menurutnya, di Jawa secara umum, budaya tutur masih mendominasi sehingga dibutuhkan budaya tulis.

“Kalau budaya tulis sudah mendominasi kita, maka catatan itu akan tetap hidup. Kalau budaya tutur, suatu saat akan luntur. Jadi menulis itu penting,” tambahnya.

Dimulai sejak satu jam yang lalu, sastrawan dan siswa mencipta puisi langsung di lokasi. Mereka sibuk mencoret-coret kertas HVS dengan pena guna membuat sebuah puisi yang keren saat diterbitkan nanti.

Bukan hanya mencipta, mereka juga membacakan puisi satu persatu di depan seluruh peserta diskusi. Meskipun malu-malu, mereka membacakan dengan lantang diiringi tepuk tangan dan komentar salah satu sastrawan.