Sate Pentol Bumbu Kacang Ini Usianya 20 Tahun

MALANGVOICE – Sate biasanya identik dengan daging ayam atau sapi. Tapi tidak dengan sate ala Darman (50) ini.

Sate buatan warga Jalan Raya Gadang VI ini terbuat dari bakso kecil-kecil atau yang akrab disebut cilok.

Cara pembuatannya sama dengan sate pada umumnya. Empat hingga lima butir cilok ditusuk menjadi satu menggunakan tusuk sate.

Lantas, dibalur dengan bumbu kecap. Aroma semakin menguar ketika dibakar di atas arang yang dikipasi secara manual.

Aroma khas sate segera merebak di sekitar lokasi Darman berjualan, perempatan dalam kampung Gadang Gang IV.

Uniknya, sate cilok ini merupakan salah satu makanan legendaris. Pasalnya, Darman sudah berjualan makanan ini sejak 20 tahun lalu.

“Jualan ini nggak lama, baru 20 tahun,” kelakar dia sembari membakar sate cilok pesanan MVoice.

Darman membolak-balik sate ciloknya hingga dirasa matang. Agar rasanya semakin nikmat, disiram bumbu kacang khas sate.

Rasanya? Jangan ditanya, seenak sate pada umumnya hanya saja bahannya berbeda. Ciloknya juga tidak ada bedanya dengan bakso pada umumnya. Tekstur daging masih terasa, tidak penuh tepung kanji.

Tidak heran jika sate cilok buatan bapak dua anak ini selalu ramai diserbu pembeli. Setiap hari, dia mulai berjualan sekitar pukul 12.00, dan tiga jam kemudian dagangan sudah ludes. Pembeli juga rela antre di perempatan kampung tersebut.

“Kalau Sabtu dan Minggu banyak yang beli, kadang jam 14.00 sudah habis,” beber dia.

Sehari, lanjut dia, sekitar 1.000 tusuk sate dengan isi lima butir habis terjual. Padahal, dagangan Darman tidak hanya sate cilok.

Ada pentol halus, goreng dan tahu layaknya komposisi pada bakso umumnya. Pembeli juga bisa memilih cilok rebus. Diperkirakan, ratusan porsi dan ribuan butir bakso ludes terjual. Cukup Rp 1.000, setusuk sate nikmat bisa disantap.

spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait