MALANGVOICE – Jumlah hewan ternak sapi terpapar wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) di Kabupaten Malang meningkat drastis hingga, tembus belasan ribu ekor.
“Jumlah sapi terpapar PMK di Malang Barat (Pujon, Ngantang, Kasembon) sudah tembus sekitar 11 ribu ekor,” ucap Wakil Bupati (Wabub) Malang, Didik Gatot Subroto, saat ditemui awak media, usai meninjau meninjau langsung salah satu peternak sapi di Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Ahad (12/6).
Untuk itu, lanjut Didik, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang berupaya agar rencana pengalokasian anggaran dari belanja tak terduga (BTT) untuk penanganan wabah PMK bisa segera dicairkan.
“Penyebaran wabah PMK khususnya di Malang Barat sangat tinggi, padahal 75 persen warganya menggantungkan hidupnya sebagai peternak sapi perah,” jelas pria yang juga Ketua Satgas PMK Kabupaten Malang ini.
“Di Pujon ini sekitar 75 persen masyarakat bergantung pada peternakan, sementara Ngantang hampir 50 persen dan Kasembon sekitar 40 persen,” rincinya.
Karena itu, lanjutnya, masalah (PMK) ini menjadi atensi bagaimana pemerintah hadir, agar dalam waktu cepat bantuan dari BTT bisa segera tersampaikan.
Didik menjelaskan, selain melalui BTT, Pemkab Malang juga tengah memformulasikan agar juga bisa diakomodasi melalui Dana Desa dan Alokasi Dana Desa (DD/ADD).
Untuk anggaran melalui BTT, pihaknya akan mengupayakan pekan mendatang, mekanisme penyaluran bantuannya sudah dapat dilakukan.
“Sementara progresnya, dalam waktu dua-tiga hari kedepan, saya minta DPMD untuk segera rakor bersama Kepala Desa dan BPD, inspektorat, Kejaksaan, pendamping desa untuk memberi support terkait mekanisme penganggarannya agar tidak berbenturan dengan hukum,” pinta politisi PDI Perjuangan ini.
Rencananya, lanjut Didik, anggaran yang semula direncanakan dialokasikan sekitar Rp3 Miliar tersebut akan diberikan ke dalam bentuk bantuan obat, vitamin dan beberapa lainnya.
“Tidak menutup kemungkinan juga akan ddiberikan ke dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT). Makanya harus tetap dikomunikasikan agat ada sinkronisasi kepada aparat penegak hukum (APH) supaya tidak berbuntut pada masalah hukum,” terangnya.
Berdasarkan data yang diperoleh, sekitar 11.000 sapi di wilayah Kecamatan Pujon, Ngantang, dan Kasembon, 1.000 di antaranya dilaporkan mati. Sementara untuk populasinya ada sekitar 53.000 ekor sapi.
“Ini menjadi perhatian. Setidaknya, jika nanti vaksin dari Pemerintah Pusat sudah keluar, salah satunya bisa dikonsentrasikan ke Kabupaten Malang,” pungkasnya.
Sementara itu hingga saat ini, jumlah ternak yang telah terkonfirmasi dan dipastikan oleh DPKH Kabupaten Malang terpapar PMK ada sebanyak 5.623.
Dari jumlah tersebut, terbanyak masih ada di wilayah Malang Barat, khususnya di Pujon yang mencapai 3.688 ekor.
Pihak DPKH mengakui selisih angka cukup besar antara yang disebutkan Wabup Malang dengan hasil terkonfirmasi, karena terkendala keterbatasan jumlah SDM.
Alhasil keterbaruan data ternak di wilayah Kabupaten Malang yang terkonfirmasi PMK du DPKH, sangat terlambat.(end)