MALANGVOICE – Kebijakan larangan mudik saat lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah ditetapkan bagi seluruh lapisan masyarakat melalui Addendum Surat Edaran (SE) nomor 13 Tahun 2021.
Namun, di Kota Malang memberikan pengecualian kepada para santri yang berencana mudik dipersilakan, asal mengikuti ketentuan yang sudah ditentukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang.
Ketentuan itu guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, yakni penyebaran virus covid-19 akibat kelonggaran yang telah diberikan.
“Kemarin kita dapat dispensasi. Jadi mudik untuk santri boleh, tapi tidak boleh memakai moda transportasi umum (angkutan umum),” ujar Wali Kota Malang, Sutiaji, Jumat (30/4).
Melalui persyaratan itu, pihak pondok pesantren harus mengakomodir kebutuhan terkait moda transportasi khusus bagi para santri yang akan mudik.
“Nanti mereka (santri) tetap boleh pulang, tapi dipulangkan pakai kendaraan khusus dari pondok masing-masing,” tuturnya.
Menurut Sutiaji, ketentuan yang ditetapkan untuk persyaratan mudik para santri di Kota Malang ini tidak jauh berbeda dengan ketentuan saat awal pandemi covid-19 baru terjadi. Setiap pondok pesantren mempersiapkan ruangan khusus bagi kedatangan para santri hingga kendaraan khusus untuk menjemput.
“Mereka (santri) itu kan sebenarnya sudah libur ya. Tapi ada yang tidak pulang juga. Seharusnya sebelum ada larangan mereka sudah di rumah, tapi yang belum ya harus difasilitasi masing-masing Pondok,” imbuhnya.
Hal lain yang membuat Kelonggaran bagi santri ini dikarenakan jumlah pondok pesantren yang berada di Kota Malang terhitung tidak cukup banyak dibandingkan dengan daerah tetangga yakni Kabupaten Malang.
Sehingga dengan jumlah yang tidak terlalu banyak Langsung dilakukan kordinasi dengan masing-masing pondok dan mendapatkan hasil para santri sudah melakukan perjalanan pulang sebelumnya.
“Kita sampaikan bahwa di Jatim itu diberikan dispensasi pemulangan. Kita kemarin juga sudah koordinasi bahwa disini kemarin sudah banyak yang pulang kok,” tandasnya.(der)