MALANGVOICE – Akhirnya Kota Batu memiliki udeng batik khas daerah. Udeng yang digagas Paguyuban Pecinta, Pelestari, Tosan Aji, dan Budaya Jawa, Sangga Braja Kota Batu digadang-gadang menjadi identitas baru kota berjuluk Swiss Kecil ini.
Udeng kain batik khas Kota Batu ini ada dua jenis. Pertama, batik sido luhur untuk udeng tutup liwet permono probo. Udeng ini diperuntukkan khusus sesepuh atau yang dewasa dan sudah menikah. Kedua, batik sido mukti untuk udeng taruno. Udeng ini untuk pemuda.
Motif batik keduanya ada tiga simbol. Sayap, candi dan kupu-kupu. Pembedanya hanya pada simbol sayap. Untuk udeng taruno, simbol sayap separuh. Sedangkan permono probo, sayap utuh.
“Untuk filosofinya masih belum dapat kami jelaskan detail karena ada pantangan hari dalam kepercayaan jawa,” kata Rif’at Mashadi SE, Bendahara Sangga Braja Kota Batu ditemui usai pembukaan Pameran dan Bursa Tosan Aji Empu Supo, Balai Kota Among Tani, Jumat (6/10).
Moch Tarom selaku desainer udeng batik menambahkan, udeng tutup liwet sidomukti dan sidoluhur ini proses dua bulan lamanya. Ide gagasan melalui proses penilitian melibatkan para sesepuh di Kota Batu.
“Semoga ini menjadi kebangkitan udeng batik khas Kota Batu,” pungkasnya.(Der/Ak)