MALANGVOICE– Mayoritas masyarakat Indonesia masih memilih gula pasir yang dibuat melalui pengkristalan sari tebu sebagai pemanis makanan maupun minuman. Meski begitu, konsumsi gula berlebih berisiko meningkatkan kadar glukosa dalam darah.
Bagi penderita diabetes atau mereka yang menjalani diet dirasa kurang ramah untuk mengkonsumsi gula pasir. Namun jangan khawatir, karena rasa manis dapat dinikmati dari pemanis bahan alami pengganti gula.
Salah satunya dari daun manis (sweat leaf) tanaman stevia yang rendah kalori. Stevia termasuk tanaman perdu masih satu rumpun keluarga bunga matahari. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak stevia murni tidak memengaruhi kadar glukosa darah dan bahkan dapat meningkatkan metabolisme glukosa dalam tubuh.
DPRD Kota Malang Rayakan HUT ke-111, Komitmen Terus Kawal Aspirasi Rakyat
Ini menjadikannya pilihan yang menjanjikan bagi penderita diabetes dan mereka yang ingin menjaga kadar gula darah tetap stabil. Senyawa utama yang memberikan rasa manis pada stevia adalah glikosida steviol, yang ditemukan dalam daunnya. Senyawa ini memiliki tingkat kemanisan 200-400 kali lebih tinggi dibandingkan gula pasir.
“Dibandingkan dengan gula pasir itu bisa satu banding 200. Karena intensitasnya manisnya tinggi, dia cukup dipakai dikit. Misalnya, takaran 40 gram gula tebu bisa diganti dengan 0,08 persen stevia,” product application technology PT Indesso Niagatama, Angeline Aprilliana dikutip dari Kompas.com.
Karena sifatnya yang alami dan bebas kalori, stevia banyak digunakan sebagai pemanis dalam berbagai produk makanan dan minuman rendah gula. Penggunaan stevia Stevia dapat digunakan sebagai pemanis dalam minuman panas dan dingin serta bisa ditaburkan di atas makanan sebagai pengganti gula.
“Stevia itu sebenarnya tanaman stevia rebaudiana, dalam tanaman itu ada komponen namanya rebaudioside A yang bisa memberi rasa manis,” jelas Angeline.
Kandungan gizi stevia Stevia tidak mengandung kalori, gula, atau karbohidrat, sehingga memiliki indeks glikemik (GI) sebesar 0. Hal ini menjadikannya alternatif yang baik bagi mereka yang ingin mengurangi konsumsi gula tanpa meningkatkan kadar gula darah.
Stevia sebagai pemanis alami pengganti gula pasir diyakini memiliki manfaat kesehatan. Antara lain menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Berikutnya memiliki kandungan anti-inflamasi dan bisa menurunkan berat badan karena bebas kalori. Karena non kalori, stevia lebih baik dibandingkan gula karena tidak meningkatkan kadar glukosa dalam darah.
Menurut Aisyah, Tim Produksi dan Perawatan di Pelant Nursery, daun ini bisa langsung dijadikan pemanis pengganti gula. Namun, rasa sepat daun masih terasa bila dikonsumsi atau dicampur langsung ke dalam minuman.
Cara mengolah daun stevia yang paling umum digunakan adalah mengeringkan dan menumbuknya hingga menjadi serbuk. Terdapat tiga cara mengolah daun stevia menjadi pemanis alami. Langkah pertama dengan proses pengeringan daun secara tidak langsung di bawah sinar matahari.
Daun stevia bisa ditaruh di wadah seperti nampan, lalu tutup atasnya dengan plastik bening agar keringnya merata. Penjemuran daun stevia ini setidaknya harus dilakukan selama tiga hingga empat hari. Mulai pukul 8-12 siang.
“Jangan kena sinar matahari langsung, nanti warna daun keringnya enggak rata,” kata Aisyah.
Daun stevia yang sudah dikeringkan bisa langsung ditumbuk secara manual atau bisa menggunakan blender. Setelah dihaluskan, selanjutnya disaring kemudian bisa disimpan dalam toples selama tiga hingga empat bulan ke depan. Pemanis alami ini pun bisa dapat langsung digunakan.
Saat ini, banyak produk stevia yang beredar di pasaran telah mengalami proses pemurnian dan pencampuran dengan pemanis lain seperti dextrose, maltodekstrin, dan sukrosa, yang dapat mempengaruhi manfaat aslinya. Oleh karena itu, penting untuk membaca label produk sebelum mengonsumsi stevia.
Penting untuk memilih produk stevia yang tidak dicampur dengan pemanis lain yang dapat mengurangi manfaatnya. Meskipun stevia lebih sehat dibandingkan gula dalam beberapa aspek, penggunaannya tetap harus diperhatikan agar tidak berkontribusi pada kebiasaan konsumsi makanan manis secara berlebihan.
Efek jangka panjang dari penggunaan stevia dan pemanis lainnya masih terus diteliti untuk memahami lebih dalam dampaknya terhadap metabolisme tubuh. Selain itu, karena stevia termasuk dalam keluarga Asteraceae dan Compositae, yang mencakup tanaman penyebab alergi seperti ragweed. Orang dengan alergi terhadap ragweed mungkin mengalami reaksi terhadap stevia.(der)