Promosi Miras King Abdi Disoal Komisi A DPRD Kota Malang: Minta Maaf Saja Belum Cukup

MALANGVOICE- Viralnya konten promosi miras King Abdi di Toko Sari Jaya 25 membuat DPRD Kota Malang prihatin. Betapa tidak, konten yang dibuat untuk mengajak anak muda meminum miras ditambah toko yang menjual nekat buka padahal belum berizin.

Ketua Komisi A DPRD Kota Malang, Lelly Thresiyawati, menegaskan segera memanggil pihak terkait untuk memberikan klarifikasi. Mulai King Abdi, manajemen Toko Sari Jaya 25, hingga Disnaker-PMPTSP, Satpol PP.

Promosi Miras King Abdi Dikecam, Dewan Minta Pemkot Malang Tutup Toko Sari Jaya 25

Hearing itu diagendakan pekan depan untuk membahas izin usaha dan konten promosi miras yang dibuat King Abdi.

“Saya tidak mau ini sembunyi-sembunyi padahal penjualan miras sudah blak-blakan. Kami ingin semua nanti dipanggil, kami ingin tahu kenapa belum ada izin tapi promosi besar-besaran,” kata Lelly, Jumat (18/7).

Menurutnya kegaduhan akibat konten dan penjualan miras tanpa izin ini sangat meresahkan. Lelly menyebut jangan sampai Kota Malang yang dikenal dengan kota pelajar rusak gara-gara ajakan minuman keras.

“Saya sangat menyesalkan konten seperti itu. Ungkapan ‘ayo anak muda minum’ lalu botol dilempar, itu jelas mengarahkan anak-anak muda ke hal negatif. Itu promosi terbuka yang tidak pantas,” tegas politisi Gerindra itu.

Terkait permohonan maaf dari King Abdi saat dipanggil Polresta Malang Kota, Lelly mengaku hal itu belum cukup. Ia menyebut masih banyak video promosi miras itu beredar di media sosial yang bisa saja dilihat anak-anak muda.

“Kalau saya pribadi, dari sisi moral gimana untuk Kota Malang. Kalau hanya minta maaf ya jangan. Kan ada Perda yang mengatur itu jelas sanksinya,” ia menambahkan sekaligus meminta tindakan tegas dari kepolisian kalau terbukti ada kesalahan.

Besar harapan kejadian ini menjadi pelajaran dan jangan sampai terulang kembali karena berpengaruh dengan masa depan anak muda di Kota Malang.

“Kalau bisa, konten-konten seperti itu dihapus saja. Itu bukan sekadar promosi, tapi bisa jadi penyebaran gaya hidup buruk. Ini yang harus kita sikapi bersama,” tandasnya.(der)

Berita Terkini

Arikel Terkait