Prof Chandra: Tiga Sektor Ini Mampu Atasi Resesi Dunia

Salah satu tempat wisata yang banyak dikunjungi keluarga. (MVoice/noordin)

MALANGVOICE – Pemerintah Indonesia setidaknya bisa mendorong tiga sektor untuk mengatasi prediksi resesi dunia pada 2023 ini. Tiga sektor itu yakni UMKM, pariwisata, dan pengolahan tembakau.

Menurut Prof Prof.Candra Fajri Ananda SE, MSc, PhD, dilihat secara makro, kondisi ekonomi Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara lain. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 2022 mengalami peningkatan,.

“Pada triwulan I-2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,83 persen kemudian pada triwulan II-2022 meningkat menjadi 5,60 persen. Masuk triwulan III-2022 meningkat menjadi 5,77 persen,” ujar Guru Besar FEB UB dan Direktur Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi (PPKE) FEB UB ini dalam keterangan tertulis yang diterima MVoice.

Ditambahkan, PPKE FEB UB sendiri memprediksi kondisi pertumbuhan ekonomi nasional pada 2023 mencapai 5,59 persen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ekonomi Indonesia periode 2023 optimis mengalami pertumbuhan ekonomi berkisar pada angka 5 persen.

Prediksi PPKE FEB UB ini didukung prediksi IMF yang menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh optimis sebesar 5 persen. Kemudian Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional berkisar antara 4,5 persen sampai 5,3 persen.

Dari Kementerian Keuangan RI memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,3 persen pada tahun 2023.

Khusus tentang pariwisata, Chandra menyodorkan data kunjungan wisatawan nusantara sampai akhir Oktober 2022 mencapai 703 juta kunjungan.

Angka ini memenuhi target yang ditetapkan dan diproyeksikan sampai akhir 2022 mencapai 800 juta kunjungan (per 31 Desember 2022).

Dia berpendapat kondisi itu karena sudah ada pemberlakuan pembatasan akibat pandemi. Sedangkan jumlah wisman tercapai 3,92 juta melebihi target optimis yang diproyeksikan sebesar 3,6 juta.

Tentang jumlah pekerja sektor pariwisata sampai tahun 2022 lalu mencapai 22,89 juta orang, dengan tambahan sekitar 3,6 juta pekerja tahun 2022.

‘Sementara itu pekerja sektor ekonomi kreatif (sektor yang sering kali beririsan dengan pariwisata) sebanyak 23,98 juta orang dengan nilai tambah ekonomi kreatif sebesar Rp1.234 triliun,” ujarnya lagi.

Catatan khusus untuk sektor pariwisata di Malang Raya, Chandra menyebut tiga hal yang harus mendapat perhatian agar tingkat bermalam wisatawan meningkat.

Jika pemerintah daerah mampu mendorong tiga hal ini di sektor pariwisata, dia optimis pariwisata mengalami progres positif.

‘Ketiga hal itu antara lain infrastruktur, pekerja wisata atau SDM, dan terakhir pengelolaan tempat wisata terutama faktor keamanan, kenyamanan, fasilitas memadai,” ujar Chandra menjawab MVoice sebagai tambahan keterangan.

Sekadar informasi, meski Jalur Lingkar Selatan (JLS) sudah mulus, belum didukung jalan arteri dari Kota Malang menuju tempat wisata pantai selatan.

Salah satu kendala, tidak semua jalan berkelas kabupaten yang menjadi tanggung jawab Kabupaten Malang. Beberapa ruas berkelas provinsi nasional sehingga perbaikan jalan rusak menjadi tanggung jawab Provinsi Jatim dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).(end)