Produk DIET Bentoel Dikirim ke Enam Negara, Target 3.500 Ton hingga Akhir Tahun

Syukuran pengiriman produk DIET Bentoel Group. (Istimewa)
Syukuran pengiriman produk DIET Bentoel Group. (Istimewa)

MALANGVOICE – Pabrik Dry Ice Expanded Tobacco (DIET) milik Bentoel Group terus berupaya meningkatkan jumlah ekspor produknya.

Hingga Oktober 2019 ini sudah ada enam negara yang dikirim produk DIET dengan mencapai volume pengiriman 2.800 ton. Keenam negara itu antara lain ke Korea, Singapura, Vietnam, Pakistan, Sri Lanka, dan Indonesia.

Presiden Komisaris Independen Bentoel Group, Hendro Martowardojo mengatakan, pencapaian ini merupakan wujud komitmen perusahaan dalam mendukung program ekspor pemerintah dan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.

Pabrik DIET Bentoel Group yang berlokasi di Desa Randuagung, Kabupaten Malang dan mulai dioperasikan pada tahun 2018 dengan total nilai investasi sebesar 293 miliar rupiah ini memiliki kapasitas produksi hingga 5.000 ton per tahun.

“Pabrik DIET menggunakan teknologi unik yang dapat mengembangkan tembakau hingga 110% dari kondisi semula,” kata Hendro Martowardojo dalam pidato sambutan di pabrik DIET, Randuagung, Kabupaten Malang, Selasa (22/10).

Hendro mengatakan, Pabrik DIET di Malang ini merupakan salah satu dari empat pabrik DIET milik British American Tobacco (BAT) di dunia, selain di Jerman, Inggris, dan Meksiko. Sampai akhir tahun ini pengiriman produk DIET Bentoel Group diperkirakan akan mencapai 3.500 ton.

Hendro mengungkapkan, sampai tahun 2019 ini, secara keseluruhan Bentoel Group telah memperluas ekspor produknya, baik secara langsung maupun tidak langsung, hingga ke 19 negara, termasuk ke negara Jepang dan Korea yang menerapkan standar yang sangat tinggi dan regulasi yang ketat terkait dengan produk tembakau. Negara-negara tujuan ekspor Perusahaan di antaranya adalah Malaysia, Taiwan, Singapura, Hong Kong, dan Kamboja.

“Melalui kegiatan ekspor, perusahaan ikut berkontribusi untuk meningkatkan neraca ekspor dan mendatangkan devisa bagi negara Indonesia,” katanya.

Hendro menambahkan, dari tahun ke tahun, perusahaan telah melakukan investasi dalam pengembangan fasilitas modern berkelas dunia dan menggunakan teknologi terkini untuk peningkatan kapasitas produksi.

Antara tahun 2013 sampai tahun 2018, Perusahaan telah berinvestasi sebesar hampir 5 triliun rupiah melalui pengadaan mesin-mesin produksi dan berbagai aset tetap.

“Bentoel Group juga berkomitmen mengembangkan keahlian dan kemampuan sumber daya manusianya untuk dapat memenuhi standar internasional dalam pelaksanaan usaha Perusahaan,” tandas Hendro.

Di tempat yang sama, Legal and External Affairs Director Bentoel Group, Mercy Francisca Hutahaean berpandangan, perusahaan akan terus melanjutkan program-program untuk mendukung peningkatan ekspor, yang pada akhirnya akan membantu Pemerintah dalam mencapai target ekspor dan meningkatkan pendapatan negara.

“Bentoel Group memberikan apresiasi atas dukungan yang diberikan oleh Pemerintah dan berharap agar kebijakan-kebijakan yang terkait industri tembakau, termasuk kebijakan mengenai cukai dan ekspor, yang akan diterbitkan tahun ini dan tahun-tahun mendatang, dapat lebih mendukung pertumbuhan dan persaingan usaha yang sehat di kalangan pelaku usaha, yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” jelas Mercy. (Der/Ulm)