Problematika Kota Malang, Pekerjaan Rumah Sutiaji – Sofyan Edi Jarwoko

Menanti Realisasi Janji Sutiaji - Sofyan Edi Jarwoko

Wali Kota Malang dan Wakil Wakil Kota Malang Sutiaji - Sofyan Edi Jarwoko
Wali Kota Malang dan Wakil Wakil Kota Malang Sutiaji - Sofyan Edi Jarwoko

MALANGVOICE – Pemimpin baru adalah harapan baru. Begitu pula kehadiran sosok Wali Kota Malang dan Wakil Wali Kota Malang periode 2018 – 2023, Sutiaji – Sofyan Edi Jarwoko kini menjadi tumpuan harapan bagi masyarakat kota berjuluk kota pendidikan dan pariwisata itu.

Ada sejumlah permasalahan yang belum terselesaikan pada saat keduanya resmi menjabat sebagai orang nomor 1 dan nomor 2 di Kota Malang. Banjir, macet, gini rasio hingga masalah sosial lainnya, masih kerap menjadi aduan publik.

Berdasar dari dokumen visi dan misi resmi yang diperoleh Malangvoice dari laman KPU Kota Malang, Sutiaji – Sofyan Edi Jarwoko yang pada waktu pilkada lalu menggunakan akronim SAE sempat membeber setidaknya ada 18 permasalahan warga Kota Malang.

Dokumen visi misi resmi yang disetor ke KPU Kota Malang dan ditandatangani langsung oleh kedua pemimpin ini setidaknya menjadi acuan dasar untuk mengimplementasikan cita dan harapan kepada seluruh program kebijakan.

Sebelum mengurai visi dan misi, Sutiaji – Sofyan Edi Jarwoko, mengidentifikasi adanya 18 problematika yang seringkali muncul di masyarakat. Adapun problematika itu antara lain:

A. Tingginya kebocoran pada sektor penerimaan pajak, khususnya parkir dan retribusi lainnya
B. Rendahnya daya beli masyarakat
C. Tingginya angka pengangguran
D. Tidak maksimalnya pembangunan sarana infrastruktur
E. Meningkatnya pergaulan bebas di kalangan pemuda dan mahasiswa
F. Kemacetan dan banjir
G. Rendahnya perhatian pada lembaga pendidikan Islam
H. Kurangnya perhatian pada siswa berprestasi
I. Kurang dukungan terhadap inovasi dan kreatifitas dihasilkan oleh masyarakat
J. Pelayanan RSUD, Puskesmas dan lembaga kesehatan yang memprihatinkan
K. Sulitnya akses rumah murah bagi PNS golongan bawah, pegawai swasta dan kalangan buruh
L. Banyaknya tower yang menyalahi perizinan
M. Banyaknya toko modern menjadi pedagang kecil tidak berkembang
N. Fasilitas umum di Alun-alun Kota tidak fungsional
O. Mutasi ASN yang tidak transparan
P. Dihapuskannya santunan kematian
Q. Kondisi pasar tradisional yang memprihatinkan
R. Masih banyak lagi.(Hmz/Aka)