MALANGVOICE – Kasus perundungan siswa SMPN 16 Malang menjadi sorotan banyak pihak. Banyak kalangan menyayangkan masih adanya tindak bullying di lingkungan sekolah hingga menimbulkan korban.
Hal ini juga dirasakan tokoh masyarakat Kota Malang, Laily Fitriyah Liza Min Nelly. ” Sebagai ibu, saya prihatin tentunya. Lebih miris lagi saat melihat perkembangannya,” kata Nelly, sapaan akrabnya.
Akibat perundungan yang dilakukan teman di sekolahnya, MS (13) kini masih mendapat perawatan di RS Lavalette. Bahkan satu jari tengah tangan kanan terpaksa diamputasi karena syarafnya tidak berfungsi lagi. Amputasi dilakukan pada Selasa (4/2) malam.
Nelly menambahkan, ia tak membenarkan apapun alasan perundungan. Pasalnya selalu ada korban yang dirugikan.
“Sudah menjadi korban, masih ketakutan bahkan tidak berani melapor. Karena kurangnya empati dan terkesan ada upaya menutupi fakta. Bahkan dengan alasan yang sangat tidak masuk akal. Hanya becandaan, terjepit gesper, sangat sulit diterima akal sehat,” ujarnya.
Kasus ini kini ditangani unit PPA Polresta Malang Kota. Wanita yang juga pengusaha kuliner ini berharap kasus MS ditangani dengan baik sesuai hukum yang berlaku.
“Polisi gerak cepat melanjutkan proses hukum, dengan aturan hukum anak-anak. Yang terpenting bukan hukumannya, karena aturan jelas tentang perlindungan anak. Cuma perlu diketahui, bagaimana duduk persoalan, siapa melakukan apa kepada siapa, dan berakibat apa,” tegasnya.
Ia berharap kasus perundungan ini adalah yang terakhir di Kota Malang. Peran serta semua pihak, terutama orangtua sangat perlu agar anak-anak tidak melakukan yang merugikan satu sama lain.(Der/Aka)