Pria Pikun Ditemukan Tewas di Area Hutan KPH Slamparejo Jabung

Petugas Kepolisian saat mengidentifikasi jenazah korban di kamar mayat. (Toski D)
Petugas Kepolisian saat mengidentifikasi jenazah korban di kamar mayat. (Toski D)

MALANGVOICE – Seorang pencari madu hutan, yang diketahui bernama Sugeng Purnomo, warga Desa Kemiri, dikagetkan adanya sosok mayat berjenis kelamin laki-laki di tengah hutan, Jumat (24/4) sore, sekitar pukul 16.00 WIB.

Kapolsek Jabung, AKP Samsul Hidayat mengatakan, korban ditemukan di tepi sungai, di wilayah hutan lindung petak 7E RPH Slamparejo, Desa Slamparejo, Jabung.

“Jenazah korban awalnya belum diketahui identitasnya. Ditemukan pertama kali dalam kondisi telanjang oleh pencari madu,” ungkapnya, saat ditemui di Kamar Mayat (KM) Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, Jumat (24/4) malam sekitar pukul 23.30 WIB.

Menurut Samsul, jenazah korban akhirnya dapat diketahui identitasnya, ketika keluarga korban mengetahui ciri-ciri dan baju korban.

“Jenazah korban diketahui bernama Muhamad Mustofa (50), warga Dusun Krajan, Desa Blarang, Tutur, Kabupaten Pasuruan,” jelas mantan Kasat Narkoba Polres Malang ini.

Berdasarkan keterangan keluarga korban, lanjut Samsul, korban telah meninggalkan rumah sejak 11 hari lalu, tepat pada Senin (13/4) lalu, dan keluarga korban beserta tetangga sudah mencari di desa sebelah dan selalu nihil.

“Korban diduga pikun, pihak keluarga mengaku jika korban sudah pernah meninggalkan rumah sebelumnya,” terangnya.

Terpisah, Kepala Sub Seksi (Kasubsi) Penanggulangan Bencana (PB) PMI Kabupaten Malang, Muji Utomo menjelaskan, evakuasi jenazah korban tersebut melibatkan anggota Polsek Jabung, Koramil, Muspika Jabung, relawan PMI Kabupaten Malang, RAPI, warga Desa Kemiri, dan warga Desa Blarang.

“Setelah mendapat informasi ada temuan mayat, relawan PMI langsung mendatangi lokasi untuk assessment, mengevakuasi korban bersama beberapa pihak lainnya, dan mencari informasi pihak keluaga untuk mengabari,” kata pria yang akrab disapa Mbah Tomo.

Setelah berhasil dievakuasi, lanjut Mbah Tomo, jenazah korban langsung dibawa ke KM RSSA untuk di visum.

“Pihak keluarga awalnya meminta jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka. Tapi, atas arahan dari pihak polsek, jenazah korban tetep di bawa ke KM RSSA untuk di otopsi atau visum,” pungkasnya.(Der/Aka)