MALANGVOICE – Polresta Malang Kota bergerak menyelidiki maraknya informasi kejahatan jenis begal di jalanan dalam beberapa waktu belakangan ini.
Kasatreskrim Polresta Malang Kota Kompol Danang Yudanto, mengatakan, dari penyelidikan terkait informasi begal di Kota Malang sudah memeriksa beberapa saksi dan korban. Hasilnya, aksi kejahatan begal itu tidak benar atau hoaks.
Danang menyebut informasi begal yang viral ada di beberapa titik. Pertama di kawasan Ranugrati, Jalan JA Suprapto, dan kawasan Blimbing, serta di kawasan Betek Jalan Mayjen Pandjaitan.
Baca Juga: Tingkatkan Kinerja, EPPD Kota Batu Naik Status
Besaran SiLPA 2023 Kota Batu Turun Rp65 Miliar
Dari semuanya, polisi tidak menemukan adanya saksi yang membenarkan tindak kejahatan jalanan tersebut. Bahkan, pemilik akun pembuat konten juga sudah dipanggil untuk dimintai keterangan. Total sudah ada 30 saksi yang diperiksa.
“Pembuat konten sudah diklarifikasi dan dilakukan penyelidikan jadi sebenarnya tidak tahu kejadian secara pasti. Yang bersangkutan hanya mendengar dari sosmed atau slentingan di publik,” kata Danang, Senin (22/1).
Selain itu di kawasan Ranugrati, penyidik sudah menemukan pria yang mengaku sebagai korban. Hasilnya, pria bernama Sukron asal Tumapel, Singosari itu hanya mengaku-ngaku dibegal kepada istrinya karena alasan keuangan.
“Ada satu yang ditindaklanjuti TKP begal di Ranugrati menyampaikan jadi korban begal, setelah diselidiki ternyata memberikan kabar bohong untuk terhindar dari lilitan utang kepada istrinya,” lanjutnya.
Kemudian terkait adanya informasi pria yang dipepet di kawasan Jalan JA Suprapto depan Cor Jesu, Danang mengatakan berdasarkan penyelidikan tidak sesuai dengan keterangan korban.
“Untuk kejadian di Cor Jesu kami cek CCTV dan periksa saksi, tidak ada yang bergerombol kepada korban. Terlihat ada satu sepeda motor di belakang korban sampai pos Kalpataru hingga korban menuju area rumahnya,” jelasnya.
“Sedangkan di Betek kami sudah cek ke TKP dan mencari saksi, hasilnya tidak ada yang lihat kejadian tersebut sesuai cerita di sosmed. Padahal lokasi dekat dengan TKP,” Danang menambahkan.
Karena tidak ada bukti informasi begal yang ada di Kota Malang, Danang mengimbau masyarakat tidak panik dan terpancing dengan isu atau berita yang tidak benar serta lebih bijak menggunakan media sosial.
“Untuk masyarakat silakan yang ingin upload ke medsos minimal klarifikasi sebelum posting sehingga tidak timbulkan keresahan. Kemudian untuk antisipasi walaupun begal dari hasil penyelidikan tidak ada indikasi tapi masyarakat harus waspada saat pergi di malam hari,” imbau Danang.(der)