Polresta Malang Kota Angkat Kisah Pahlawan Katjoeng Permadi ke Layar Lebar

Kepala Pusat Sejarah (Kapusjarah) Polri Brigjen Pol Apriastini Bakti Bugiansri saat datang ke Polresta Malang Kota didampingi Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto dan Kapolres Batu AKBP I Nyoman Yogi Hermawan, Kamis (24/2). (Deny Rahmawan)

MALANGVOICE – Polresta Malang Kota berencana mengangkat kisah perjuangan Katjoeng Permadi ke layar lebar. Rencana ini masih tahap pembahasan dan tinggal menunggu lampu hijau.

Langkah awal rencana film Katjoeng Permadi ini disambut baik Kepala Pusat Sejarah (Kapusjarah) Polri, Brigjen Pol Apriastini Bakti Bugiansri.

Ia mengatakan, film ini sudah dikaji sejak lama dan akan mengangkat salah satu tokoh Polri yang berjuang di masa kemerdekaan Indonesia.

“Jadi ceritanya akan diangkat ke layar lebar supaya masyarakat tahu tokoh Polri banyak yang berjuang merebut kemerdekaan,” kata Apri sapaan akrabnya saat berkunjung ke Mapolresta Malang Kota, Kamis (24/2).

Katjoeng Permadi dipilih karena bertugas mempertahankan kemerdekaan di kawasan Pujon, Kabupaten Malang. Ia gugur tertembak musuh padahal ia baru saja menikah.

Apri mengatakan, gagasan ini tercetus dari Kapolresta Malang Kota Kombespol Budi Hermanto. Ia berharap izin dari pimpinan Polri bisa segera turun sehingga film ini bisa tayang pada 1 Juli, tepat Hari Bhayangkara.

“Mudah-mudahan apa yang sudah dikonsepkan Pak Kapolresta terwujud, sehingga 1 Juli bisa disaksikan masyarakat Indonesia. Kami akan menggandeng production house juga aktor ternama dalam produksi film ini,” imbuh Apri.

Sementara itu Kapolresta Malang Kota, Kombespol Budi Hermanto, menjelaskan sekilas terkait film Katjoeng Permadi. Dikatakannya, film kolosal penuh adegan peperangan dan kisah cinta ini akan dibuat selama lima bulan, sedangkan editing membutuhkan waktu dua bulan.

Lokasi syuting berada di Belanda, Yogyakarta, dan juga Malang.

“Jadi ini sejarah tentang perjuangan sosok Polri di garis demarkasi atau Garis Van Mook hasil perjanjian renville 1948,”

Buher sapaan akrabnya menambahkan, dalam waktu dekat akan memperkenalkan salah satu sponsor yang membiayai film tersebut.

“Dapat sponsor dari salah satu orang terkenal di Malang untuk biayai film ini,” lanjutnya.

Gagasan membuat film ini dijelaskan Buher sudah lama sejak ia menjadi Kapolres Batu. Saat itu, ia menemukan monumen dua pria yang mengendong satu pria. Di sampingnya ada mobil Willys.

Dari informasi yang ia dapat, monumen itu merupakan wujud penghormatan terhadap salah satu tokoh perjuangan kemerdekaan dari agen kepolisian. Mendengar informasi tersebut, Buher langsung membentuk tim kerja untuk menelusuri sejarah.

“Kami harus laporkan ke pimpinan Polri, kalau direstui akan kami produksi. Putaran perdana mudah-mudahan pas Hari Bhayangkara,” harapnya.(der)