Polres Batu Pasang Janur Kuning ke Ribuan Kendaraan, Ini Sebabnya

Kasat Lantas Polres Batu, AKP Indah Citra Fitriani memasang janur kuning kepada pengendara yang melanggar lalu lintas saat melintas di kawasan Alun-alun Kota Batu. (Satlantas Polres Batu/Malangvoice).

MALANGVOICE – Satlantas Polres Batu mencatat ada sebanyak 1.183 kendaraan yang dipasang janur kuning.

Pemasangan janur kuning ini bentuk penindakan humanis bagi pengendara yang melanggar aturan lalu lintas selama pelaksanaan Operasi Ketupat Semeru pada 28 April hingga 9 Mei lalu.

Kasat Lantas Polres Batu, AKP Indah Citra Fitriani mengatakan, penindakan kepada ribuan pelanggar itu dilakukan saat memasuki arus mudik hingga arus balik. Mereka ditindak di lima pos pengamanan dan pos wisata serta satu pos pelayanan yang didirikan Polres Batu.

Mayoritas bentuk pelanggaran yang ditemukan yakni pengendara yang tak memenuhi standar berkendara yang baik dan benar.

“Seperti tidak mengenakan helm. Termasuk kelengakapan standar kendaraan seperti tidak dilengkapi spion dan menggunakan knalpot yang bukan standarnya,” tutur Indah.

Ribuan pelanggar tidak ditilang melainkan ditindak secara humanis dengan memasang janur kuning. Tindakan itu bersifat teguran dan mengedukasi pengendara agar tertib berlalu lintas demi keselamatan diri sendiri serta pengguna jalan. Pemasangan janur kuning ini merupakan strategi yang diinisiasi Ditlantas Polda Jatim.

“Dengan adanya hal tersebut, ketika pengendara lain melihat ada kendaraan yang sudah terpasang janur kuning, maka kami himbau untuk berhati-hati. Sebab kendaraan tersebut telah melakukan pelanggaran dan dimungkinkan memiliki muatan berlebih, tidak memakai sabuk pengaman, ataupun bonceng tiga yang bisa saja membahayakan pengendara lain,” tegasnya.

Di penghujung arus mudik kemarin, Indah juga memberikan himbauan kepada calon pemudik yang akan melakukan mudik lebaran tahun 2023 mendatang. Menurutnya berkaca pada arus mudik dan balik lebaran tahun ini. Dia menghimbau kepada masyarakat yang ingin mudik tahun depan agar melakukan perjalanan dengan menghindari jam-jam sibuk aktivitas pemudik.

“Jam favorit pemudik itu biasanya habis subuh. Karena itu, waktu tersebut harus dihindari. Sehingga tak sampai terjadi penumpukan kendaraan,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batu, Imam Suryono menyampaikan, selama libur lebaran volume kendaraan yang masuk dan keluar Kota Batu mengalami peningkatan yang sangat luar biasa. Meski begitu, hal tersebut belum sampai menyebabkan kemacetan parah seperti yang terjadi di daerah lain.

Imam menyebutkan, sejumlah titik rawan kepadatan di Kota Batu selama momen libur lebaran biasanya terjadi di jalur menuju tempat wisata seperti Jatim Park 2 dan 3. Kemudian juga terjadi di ruas Jalan Suropati, Jalan Ir Soekarno, Jalan Bromo dan Jalan Semeru.

“Volume kendaraan memang mengalami kenaikan sejak H-1 lebaran, baik dari arah Kota Malang maupun Kediri. Dampaknya sejumlah titik mengalami kepadatan. Namun tidak sampai terjadi kemacetan parah seperti halnya yang terjadi di Puncak Bogor atau Tawangmangu,” tandasnya.(der)