MALANGVOICE– Penampilan pasangan calon nomor urut 2 di Pilwali 2024 Kota Batu, Firhando Gumelar – H. Rudi dinilai cukup mengesankan dalam debat publik pertama pada Senin (21/10) lalu.
Dari seluruh paslon, tak sedikit pengamat yang terkejut dengan aksi Mas Gum mengimbangi dua paslon senior lainnya.
Pujian diberikan lantaran banyak publik yang meragukan Firhando Gumelar sebelum debat digelar. Ini mengingat Mas Gum tidak memiliki pengalaman di birokrasi pemerintahan baik eksekutif maupun legislatif.
‘Sakit Dijemput Pulang Sehat’, Inovasi Layanan Kesehatan yang Digagas Paslon GURU
Pujian kali ini datang dari Wildan Bimantoro, anggota DPRD Kota Batu dari fraksi Demokrat yang mengusung Paslon nomor urut 2 ini. Ia memuji Mas Gum tidak terkesan demam panggung dan berhasil menjawab beragam isu dengan lugas dan program yang inovatif.
Ia mencontohkan bagaimana Firhando Gumelar saat menyampaikan visi-misinya pada segmen pertama. Menurutnya, kelancaran dan kelugasan Firhando menjelaskan visi dan misinya yang termuat dalam tagline Sejuk-nya, yakni Sejahtera, Ekologis, Jujur, Ulet dan Kreatif.
Pada segmen kedua terkait pendalaman visi-misi, banyak publik menilai programnya yang sangat inovatif yakni Batu Smart Waste Management, Batu Creative Center, Agribisnis Center dan beberapa program lain.
Khusus Batu Creative Center, bagi Wildan sangat mewakili sosok Firhando Gumelar yang masih muda, ulet dan kreatif. Dengan program ini, menurut Wildan, akan menjadi wadah yang selama ini dibutuhkan anak muda Kota Batu.
Masuk pada segmen ketiga, Firhando maupun Rudi kembali menunjukkan kualitasnya. Dengan tenang, Firhando menyampaikan bagaimana merealisasikan program pengelolaan sampah
“Secara keseluruhan cukup bagus. Ini sudah melebihi ekspektasi semua orang. Terutama pada Mas Gum yang awalnya dianggap anak kemarin sore,” puji Wildan.
Wildan juga mengapresiasi pernyataan terakhir atau closing statement Mas Gum, yang menegaskan bahwa “Uang rakyat kembali ke rakyat” serta “Demokrasi sebaiknya dpahami dengan sejuk, bukan memecah belah masyarakat melalui politik identitas”.
“Ini jadi closing statement yang menurut saya sesuai dengan harapan masyarakat Kota Batu,” pungkasnya.(der)