Polisi Temukan Kejanggalan Kasus Tewasnya Nenek Wurlin di Karangploso

Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat (Tengah) saat menjelaskan ke awak media. (Mvoice/Toski D)

MALANGVOICE – Polisi menemukan sejumlah kejanggalan dalam kematian Wurlin (70) warga Dusun Manggisari, Desa Bocek, Kecamatan Karangploso, pada Selasa (7/6) lalu.

Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat, mengatakan, penyebab kematian Wurlin diketahui akibat pukulan benda tumpul yang menyebabkan pecahnya tengkorak kepala dari depan sampai ke belakang.

Saat ini, lanjut Ferli, Satreskrim Polres Malang sedang mencari kesesuaian antara cerita-cerita yang diberikan para saksi, terutama dari para tetangga korban, yang menyebut korban (Wurlin) sering cekcok dengan cucunya, M Syaifudin.

“Berdasarkan keterangan para saksi, dalam rumah itu sering terjadi percekcokan antara W selaku nenek dan MS selaku cucu,” ucapnya, saat ditemui awak media, Kamis (9/6).

“Itu perlu kami dalami terus. Mudah-mudahan setelah MS bisa kita periksa, kita bisa segera lakukan pengungkapan,” sambungnya.

Ferli menjelaskan, korban W tinggal berdua dengan M Saifudin. Selain mereka berdua juga dilaporkan ada satu orang laki-laki yang merupakan suami siri dari korban yang suka datang ke rumah tersebut sepekan dua kali. Laki-laki tersebut menjadi suami siri korban selama 5 tahun terakhir.

“Satu hari sebelumnya W pernah menyampaikan kepada salah satu tetangganya bahwa dia mencari MS, dan meminta ke tetangga itu untuk menyampaikan ke MS agar kembali,” jelasnya.

Bahkan, lanjut Ferli, dalam penyidikan petugas menemukan beberapa jejak darah di rumah korban. Mulai dapur, kamar, kemudian di tempat ditemukannya M Syaifudin, di 50 meter dari pekarangan belakang rumah.

“Ini masih harus dicari kecocokannya, darah milik siapa, ukuran jejak seperti apa. Kami nggak bisa gegabah untuk mengungkap ini. Kemudian jejak kaki di dapur sampai ke kamar, sampai ke bagian depan ini masih harus kami dalami lagi di labfor, terutama supaya kita bisa menemukan dengan pasti dan mengungkap kejadian ini,” terangnya.

Selain itu, tambah Ferli, polisi juga menemukan kejanggalan pada kondisi M Syaifudin yang mengalami luka sayatan di bagian tubuh dan bagian leher, namun tidak ada baju yang robek akibat luka tersebut. Polisi masih belum bisa menyimpulkan adanya dugaan percobaan bunuh diri.

“Kita belum bisa menyimpulkan seperti itu. Mohon bersabar dulu, karena pasti penyidik melakukan pengungkapan kasus. Kami tidak bisa berdasarkan dugaan semata, tapi dengan alat bukti yang ada, petunjuk yang ada, ini yang berusaha kita kejar. Jadi kita nggak mengejar kesaksian siapapun, kita fokus terhadap pengungkapan terhadap pelaku,” tegasnya.

Sebagai informasi, dalam pemberitaan sebelumnya seorang nenek, Wurlin (70) ditemukan tewas di rumahnya di Dusun Manggisari RT04, RW06, Desa Bocek, Kecamatan Karangploso, pada Selasa (7/6) sekitar pukul 07.00.

Di saat yang sama, kurang lebih 50 meter dari rumah tersebut, ditemukan M Syaifudin dalam kondisi terluka pada bagian perut dan leher, namun masih dalam keadaan hidup.

Saat ini, M Syaifudin tengah dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang. Diduga kuat keduanya merupakan korban penganiayaan dan pembunuhan.(end)